REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Seharusnya pola pikir (mindset) surga menjadi arus utama (mainstream) dalam paradigma berpikir setiap orang, dan kalau ini terjadi, maka itulah revolusi mental yang sesungguhnya.
Demikian dikatakan pemerhati dan praktisi pendidikan asal Kalimantan Timur, Dr Abdurrohim, kala menjadi pembanding dalam acara bedah buku Mindset Surga di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (19/10).
Ia menambahkan, buku Mindset Surga bisa menjadi oase di tengah kehidupan sehari-hari yang menggerus sensivitas terhadap hakikat kehidupan dan penciptaan.
Menurutnya, budaya hidup hedonisme dan materialisme, membuat sebagian masyarakat lupa dan abai tentang hakikat dan tujuan akhir dari semuanya, yaitu kampung akhirat.
"Tetapi dari semua itu, yang paling penting adalah dengan mindset surga kita mampu menghadirkan atmosfir surgawi dalam kehidupan keseharian di masyarakat, keluarga, dan lingkungan sekitar," kata doktor sejarah jebolan UIN SUKA Jogjakarta ini dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (23/10).
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Balikpapan itu menegaskan, "Kita boleh mengaku pribumi, tetapi sesungguhnya kita penduduk surga. Maka perlu kita ber-mindset surga".
Senada dengan itu, salah seorang peserta, Arfan AU, yang merupakan kandidat doktor UIN Antasari Banjarmasin, mengatakan selama ini umumnya orang hanya menghubungkan kebahagiaan dengan aspek sosial dan material. Buku ini, menurutnya, menawarkan paradigma baru di mana penulis mencoba mendekonstruksi sudut pandang yang selama ini dominan.
"Penulis menegaskan bahwa surga punya cara pandang sendiri tentang hidup. Penulis terinspirasi pengalaman hidupnya sebagai aktivis dakwah. Jadi, semua kader dakwah sangat pantas untuk membaca buku ini," pungkas Arfan.
Imam Nawawi, penulis buku Mindset Surga menggelar roadshow bedah buku di empat kota Kalimantan Timur. Dimulai di kota Balikpapan (19-20/10/2017), total peserta bedah buku di tiga titik sekitar 1.000 peserta.
Lalu, bedah buku dilanjutkan di Tenggarong (21/10/2017). Adapun yang menjadi penyelenggara adalah PD Syabab Kutai Kartanegara bekerja sama dengan KNPI setempat dengan jumlah peserta sekitar 250 orang. Di antara sekolah yang mengikuti kegiatan bedah buku ini adalah SMK Muhammadiyah Loa Kulu, Tenggarong.
Selanjutnya, bedah buku digelar di Kota Samarinda, pada Ahad (22/10) pagi. Peserta guru dan pelajar SMK sekolah kader di Samarinda dengan total peserta 150 orang. Dan pada malam harinya digelar di Bontang di Masjid Agung Arriyadh Pesantren Hidayatullah Bontang yang diikuti oleh sedikitnya 300 peserta.
"Sesungguhnya tidak ada bedanya manusia Amerika, Jerman atau Jepang dengan kita orang pribumi Indonesia. Selama kita mau menggunakan akal pikiran kita dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah dan berkiprah bagi bangsa dan negara.
Dan itu perlu mindset, di sinilah kita sebagai pribumi harus memiliki mindset surga, mindset yang mengubah pesimisme, inferiorisme, menjadi mindset yang meneguhkan kesungguhan, konsistensi, ketangguhan, superioritas, keuletan serta keyakinan akan pertolongan Allah dalam mewujudkan pikiran ideal kita menuju cita-cita hakiki sebagai hamba Allah dan sebagai pribumi," tegas Imam dalam salah satu paparannya dalam roadshow bedah buku Mindset Surga.