Senin 23 Oct 2017 08:10 WIB

Mengapa Ibu Gemas Sampai Ingin Makan Bayi Sendiri?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Ibu dan bayinya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu dan bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akui saja, sekilas Anda terkadang merasa ingin menggigit bahkan memakan bayi sendiri. Perasaan yang lebih tepat disebut gemas itu ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah.

Bayi selalu tampak lezat secara metaforis. Sekelompok ilmuwan menggunakan pemindai otak untuk menemukan jawabannya. Artikel terbitan Frontiers in Psychology 2013 menggambarkan bagaimana ilmuwan dari Dresden, Jerman mencitrakan otak dari dua kelompok wanita.

Kelompok pertama adalah ibu yang baru melahirkan enam pekan terakhir, sementara kelompok kedua adalah wanita yang belum pernah melahirkan. Peneliti menyimpulkan rasa gemas tersebut berhubungan dengan indra penciuman.

"Ada bagian dari otak yang memengaruhi indra penciuman sehingga membuat seseorang seperti menginginkan makanan tertentu, bahkan menyebabkan kecanduan, layaknya obat-obatan atau tembakau," kata peneliti dari University of Montreal, Johannes Frasnelli, dilansir dari CS Monitor, Senin (23/10).

Bagi ibu kelompok pertama, sensasi yang dia rasakan saat mengendus bayinya terasa seperti perasaan melihat makanan enak. Ada hasrat si ibu ingin menggigit bahkan dalam kondisi ekstrem ingin memakan anaknya, namun otak dengan cepat mengubah respons itu menjadi perasaan ingin melindungi dan tidak benar-benar memakan si anak.

Tidak diketahui apakah perubahan respons ibu itu adalah hasil perubahan biologis otak setelah bersalin atau akibat si ibu sering mencium bayi mereka sendiri. Bau memainkan peran penting dalam ikatan ibu dan anak.

Setelah menghabiskan satu jam dengan bayi mereka yang baru lahir, 90 persen ibu bisa mengidentifikasi bayi mereka hanya dengan mengendus bau. Studi di 2006 menunjukkan wanita yang sudah menjadi ibu cenderung tidak jijik dengan bau kotoran bayi mereka sendiri, namun tetap tidak suka bau kotoran bayi orang lain.

Bayi baru lahir juga mahir mengenali bau khas ibu mereka. Studi ini menambah bukti bagaimana orang tua dan anak bisa berkomunikasi melalui aroma tubuh. Ikatan kasih sayang pada hubungan manusia secara harfiah terbentang di udara.

Pria masih belum dilibatkan dalam eksperimen ini, sehingga belum diketahui apakah bau bayi bisa membuat mereka merespons sama sebagaimana halnya wanita. Mungkin saja ada perbedaan bagaimana kedua jenis kelamin ini berkomunikasi dengan bayi mereka.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement