Kamis 19 Oct 2017 14:08 WIB

Bandara Raja Ampat Siap Go International

 Penyelam mengamati berbagai jenis terumbu karang dan tanaman bawah laut di kawasan Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/6). (Rosa Panggabean/Antara)
Penyelam mengamati berbagai jenis terumbu karang dan tanaman bawah laut di kawasan Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/6). (Rosa Panggabean/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, RAJA AMPAT -- Upaya Kabupaten Raja Ampat untuk memoles bandara Marinda mulai menunjukkan perkembangan positif. Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mendapat restu dari Kementerian Perhubungan untuk memperbaiki infrastruktur bandara dan Go International.

Gagasan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk membangun Bandara Marinda telah muncul sejak 2015 lalu. Namun sampai sekarang masih belum terealisasi. Belakangan, niat mengembangkan Bandara Marinda mulai mendapat lampu hijau setelah Dominggus bertemu dengan Menhub Budi Karya Sumadi untuk menambah panjang lintasan bandara, dua pekan lalu. 
 
Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati memang berniat memperpanjang lintasan bandara dari 1.200 meter menjadi 2.500 meter agar pesawat berbadan lebar bisa terbang dan mendarat di Marinda. Bila terealisasi, Bandara Marinda semakin memanjakan turis asing dan domestik untuk mengakses Raja Ampat . 
 
Bandara Marinda diresmikan oleh Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan pada 9 Mei 2012. Bandara ini memiliki landasan pacu dengan panjang 1.200 meter dengan lebar 30 meter. Memiliki 1 apron dengan luas 80 meter kali 60 meter dan satu terminal dengan luas 120 meter. 
 
“Perpanjangan lintasan Bandara Marinda sudah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat. Saya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur atas komunikasi intensif dengan Menhub. Bandara Marina bakal menjadi pintu masuk utama turis, terutama turis mancanegara ke Raja Ampat,” kata Abdul Faris.
 
Selama ini, pembangunan Bandara Marinda masih terkendala teknis, pembebasan lahan. Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan meminta Bupati Raja Ampat untuk bergerak cepat, agar pekerjaan konstruksi bisa berjalan.
 
 “Ini menjadi urusan Bupati, saya sudah membuka komunikasi dengan Bapak Menteri,” kata Dominggus di sela-sela peresmian Festival Bahari Raja Ampat, Rabu, (18/10).
 
Bandara Marinda beroperasi mulai pukul 08.00 WIT hingga 14.00 WIT dengan maskapai Susi Air dan WINGS Air. Sebagai maskapai perintis ke Raja Ampat, Susi Air menggunakan pesawat Cessna Grand Caravan dan terbang sekali dalam sepakan. Namun frekuensi penerbangan Susi Air ke Raja Ampat semakin bertambah seiring permintaan wisatawan lokal dan asing .
 
Selain Susi Air, Wings Air meramaikan penerbangan ke Raja Ampat. Wings Air mulai beroperasi sejak Januari 2017. WINGS Air melayani penerbangan dari Manado-Raja Ampat-Sorong-Manokwari satu kali penerbangan per hari menggunakan pesawat ATR 72-600.
 
Setelah Susi Air dan Wings Air melayani rute ke Raja Ampat, penerbangan ke Bandara Marinda semakin ramai. Mulai 21 Oktober pekan depan, Sriwijaya Air Group, Sriwijaya Air dan NAM Air bakal membuka rute penerbangan baru ke Raja Ampat dari kota -kota besar Indonesia  seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Semarang dan Makassar.
 
Lalu lalang turis asing dan domestik ke dan keberanian maskapai besar membuka rute baru ke Raja Ampat  menjadi bukti, Bandara Marinda menjadi infrastruktur vital untuk menunjang kunjungan turis . Wisatawan membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 2 jam untuk  ke Raja Ampat dari Sorong via jalur laut dengan kapal cepat.
 
Bagi Menteri Pariwisata, Arief Yahya, bandara memegang peranan penting untuk menggenjot kunjungan wisatawan ke Indonesia. “Hampir 80 persen wisman masuk ke Indonesia melalui transportasi udara. Sisanya melalui laut ke Kepri, dan cross-border land, sehingga aksesibilitas udara menjadi key success factor (KSF) bagi pencapaian target kunjungan wisman.
 
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement