REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Investasi di sektor pariwisata Indonesia terus digenjot guna menarik minat investor dalam dan luar negeri. Peluang investasi di sektor pariwisata pun menjadi sajian utama dalam ajang Regional Investment Forum (RIF) yang berlangsung Senin (16/10) di Padang, Sumatra Barat.
Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, Kepala BKPM Tom Lembong dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang hadir dalam RIF 2017, semuanya kompak memaparkan dan mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di sektor pariwista.
Irwan Prayitno dalam sambutan awalnya menyatakan RIF menjadi kesempatan besar untuk dapat memaparkan dan memberikan informasi peluang-peluang investasi di Sumatra Barat. Khususnya di sektor pariwisata.
"Padang siap terhadap investor. Siap memfasilitasi dan memberikan keamanan terhadap investor. Kita paham bahwa keamanan menjadi salah satu faktor penting dalam investasi," ujar Irwan.
Di ajang RIF yang akan berlangsung hingga 17 Oktober, ada dua kawasan terpadu yang akan dipromosikan Sumatra Barat. Yakni Mandeh dan juga Gunung Padang. "Sumatera Barat sangat terbuka bagi bisnis dan investasi," ujar Irwan Prayitno.
Kepala BKPM Tom Lembong mengatakan penyelenggaraan RIF kali ini, setelah sebelumnya digelar di Manado, menjadi momen yang sangat penting karena saat ini investaai di sektor pariwisata benar-benar sedang berkembang.
"Indeks pariwisata melonjak luar biasa. Investasinya juga meningkat walau masih terbilang kecil," kata Tom Lembong.
Indonesia dengan program 10 Bali Baru dikatakannya sangat 'seksi' bagi investor. Sebab, di dalamnya tidak hanya pengembangan destinaai wisata, tapi juga infrastruktur. Indonesia juga menjadi anggota bersama 70 negara lain dalam konsep One Belt One Road (OBOR) dalam peningkatan pembangunan infrastruktur, mendukung konektivitas dan integrasi perekonomian di kawasan.
Pengembangan sektor pariwisata termasuk investasi di dalamnya dikatakan Tom Lembong sangat penting untuk dikejar. Salah satu faktornya adalah perkembangan atau meningkatnya kelas menengah di sejumlah negara Asia Pasifik seperti India dan Cina. Hal ini membuat perkembangan digital lifestyle di dunia berkembang masif.
"Sekarang adalah eranya lifestyle dan kebutuhan akan pariwisata pun semakin nyata," ujar Lembong.
Menteri Pariwisata Arief Yahya di hadapan 114 investor mancanegara dan kepala daerah mengatakan, penting bagi daerah untuk dapat memilih sektor pariwisata dalam pengembangan. Hal ini lantaran pemimpin tertinggi negeri ini telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu leading sector perekonomian nasional.
"Rugi kalau kita nggak pilih pariwisata karena pariwisata sudah ditetapkan sebagi yang utama. Sebagai leading sector," ujar Arief Yahya.
Bahkan di tahun 2018 Presiden Joko Widodo juga menetapkan sektor unggulan. Pariwisata berada di unggulan nomor dua, dibawah pertanian dan di atas perikanan. Selain itu, berdasarkan data, marketing performance pariwisata Indonesia juga menunjukkan angka yang tinggi. Indonesia masuk Top 20 The Fastest Growing Travel Destination in the World tahun 2017.
Pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia juga yang tertinggi di regional dan global. Pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 25 persen, empat kali lebih besar di regional dan global serta lima kali lebih besar dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Jadi secara keseluruhan marketing pariwisata Indonesia baik dan secara produk juga baik. Video
Wonderful Indonesia ditetapkan sebagai yang terbaik oleh UNWTO. Indonesia juga ditetapkan sebagai Destination of the Year mengalahkan Thailand dalam sebuah penghargaan beberapa waktu lalu.
"Price competitiveness kita juga baik. Jadi pariwisata kita adalah The Best Product, The Best Promote dan The Best Price," ujar Menpar Arief Yahya.
sumber : Kemenpar