Rabu 11 Oct 2017 22:20 WIB

Festival Film Nusantara Tumbuhkan Rasa Nasionalisme

Rep: Santi Sopia/ Red: Yudha Manggala P Putra
FESTIVAL FILM NUSANTARA. Panglima TNI Gatot Nurmayanto (keenam kanan) bersama jajarannya foto bersama pemenang pada malam penganugerahaan Festival Film Nusantara di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
FESTIVAL FILM NUSANTARA. Panglima TNI Gatot Nurmayanto (keenam kanan) bersama jajarannya foto bersama pemenang pada malam penganugerahaan Festival Film Nusantara di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengapreasi karya anak bangsa yang diikutsertakan pada Festival Film Nusantara (FFN) 2017 di Teater Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat, Selasa (10/10) malam. Dari 300 karya yang masuk, dibagi menjadi beberapa nominasi.

"Saya tidak menduga peserta 300 lebih sehingga harus diadakan seleksi, ini dari setiap daerah, walaupun kebanyakan pemula, ini luar biasa," kata Gatot.

Gelaran ini perdana dihelat Mabes TNI. Gatot memaparkan peningkatan perfilman Indonesia agak pelan, kendati banyak televisi digital muncul. Film menurutnya menjadi salah satu metode meningkatkan bela negara.

"Mereka (peserta) semua menggali budaya-budaya asli yang sudah hilang, film sejatinya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, rasa bela negara, rasa optimisme dan rasa bangga terhadap negara," ujarnya.

Malam Penghargaan FFN masih dalam rangka HUT ke-72 TNI tahun 2017. Adapun film dokumenter kebangsaan peserta FFN 2017 sebagai berikut : Film Kategori Umum meliputi Kasepuhan Cisungsang, Pemburu Dongeng, Dongeng Sebuah Batik, Srikandi Dari Pati, Sense of Place, Sugihartini, Wajah Negara Di Timur Indonesia, Presiden Singkong (Cassava President), Perjalanan Mencintai Negeri, Tarung Bebas Ala Pondok Pesantren, Rembulan, Jagoan Online, Sekolah Emperan, Ciliwung Berdongeng, Cerdas Bersama TNI, Warna Islam Di Nusantara, Toleransi Di Nusantara, Pesantrenku Tak Beratap, Ludruk Tjap Soerabaja, Lentera Dalam Kehidupan, Rona Kerontang Di Tanah Timor, Menyemai Asa Di Pesisir Malang, Buah Manis Pengabdian, Para Penjaga Tana Ulen dan Bunyi Budaya Menuju Moksa.

Dalam FFN tersebut juga ditampilkan drama teater yang diperankan oleh para prajurit TNI diantaranya Kapten Inf Abu Bastian S.Ikom.M,Si, Lettu Inf Sulaiman S.Pd.I, Letda Chb (K) Uli Magdalena, Serma Bek/ W Parah AP, Serka TTU/ W Veronika, Serka Deasi, Serda Mustafa Habibi, Serda (K) Rinia Sekarwati, Serda (K) Yulianda KD, Serda (K) Venny Grace, Serda Tri Asviani, Serda Intan Vantika D, Serda heru Purwanto, Serda Anggi R, Serda Rifki Fs, Prada Gregorius S., Prada Khaerul Dahlan, Prada M. Kholil dan Prada Legi Apriansyah.

Ke depan, TNI juga akan membuat film Laksamana Malahayati, menceritakan seorang pejuang perempuan yang bertugas sebagai intelijen Kesultanan Aceh dan lulusan Akademi Angkatan Laut Aceh. Untuk membuat film Laksamana Malahayati ini, menurut Gatot, tentu diperlukan studi pustaka agar tidak terjadi kesalahan data dan fakta.

Sebab film ini bukan hanya untuk nasional saja tetapi internasional. "Kita tunjukan kepada dunia bahwa kita punya Laksamana Malahayati, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement