REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta terus memotivasi dan mempromosikan keberadaan Kampung Wisata. Motivasi diberikan agar Kampung Wisata lebih siap menerima wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung dan menikmati kampung wisata.
Motivasi dan promosi tersebut dilakukan dengan menggelar Festival Kampung Wisata 2017. Sejumlah Kampung Wisata mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, pada 2- 4 Oktober 2017 di XT Square Yogyakarta ini. Acara ini berlangsung pukul 15.00- 21.00 WIB.
“Langkah bagus! Semakin sadar akan manfaat pariwisata. Yogyakarta memang semakin mengerucut ke sektor pariwisata,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang bangga dengan aktivitas kultural Yogyakarta.
Festival yang berlangsung selama tiga hari tersebut menampilkan potensi 17 Kampung wisata seperti kuliner, kerajinan, seni budaya dan atraksi bregada masing masing kampung wisata.
Festival Kampung Wisata 2017 selain menampilkan 17 stand pameran juga menampilkan kesenian unggulan dan atraksi Bregada. "Setiap Kampung Wisata menampilkan potensi yang menjadi karakter masing-masing kampung wisata," ujar Kepala Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Yetti Martanti.
Maka para wisatawan pun mendapat suguhan yang sangat beragam dan unik. Di stand Kampung Wisata Tamansari bisa melihat lukisan batik, di Kampung Wisata Tahunan dengan kain Jumputan, Cokrodiningratan dengan informasi Kali Code, Dipowinatan dengan living culturenya, Purbayan dengan perak, Sosromenduran dengan fasilitas belanja dan akomodasinya serta masih banyak lagi yang menarik di stand Kampung Wisata.
Selain itu Kampung Wisata juga menampilkan pertunjukan antara lain Wayang Bocah dari Kampung Wisata Niti Sekar Gedongkiwo, Reyog Anak dari Tahunan, Gurindam Mataram dari Kauman, Teaterikal Nini Thowok dari Rejowinangun, Musik Kentongan dari Sosromenduran, dan pertunjukan kesenian lainnya.
Yetti Martanti juga mengungkapkan, selain pertunjukan di atas, setiap Kampung Wisata juga menampilkan Bregada andalannya untuk unjuk kemampuan berbaris versi Bregada. Di antaranya Bregada Diponegoro dari Kampung Wisata Becak Maju Kecamatan Tegalrejo, Bregada Pangeran Benawa dari Prenggan, Kusumeng Yudho Dewo Bronto dari Brontokusuman, Bregada Jeron Beteng dari Kadipaten, Bregada Wira Tirta Brata dari Warungboto dan Bregada lainnya.
Pameran pertunjukan, dan atraksi Bregodo ini dinilai oleh Tim Juri yang terdiri dari pelaku pariwisata, media dan seniman. Sebelumnya setiap kampung wisata dibantu oleh tim kurator dalam mengisi dan menampilkan keunggulannya.
Ditegaskan oleh Yetti, kegiatan Festival Kampung Wisata ini juga sebagai pengembangan kampung wisata menjadi salah satu alternatif daya tarik wisata agar memenuhi standard dari aspek produk, pelayanan dan pengelolaannya.
Festival Kampung Wisata 2017 diselenggarakan sekaligus sebagai rangkaian HUT ke-261 Kota Yogyakarta.
Ketua Kampung Wisata Dewabronto Marsudi Raharjo menambahkan kampung wisatanya menampilkan produk batik pewarna alam dan kuliner Sate Telo (ketela). Untuk kesenian menampilkan "Goro-goro Punakawan."
"Kenapa sate dari telo? Niat kami untuk menjaga eksistensi pasar tradisional di dekat wilayah kami yang dikenal dengan sebutan Pasar Telo. Tapi, selain itu, ini juga untuk menjaga kesehatan. Sate ini bisa membantu para pasien kolesterol untuk tetap bisa makan sate," ujar pria yang akrab disapa Kelik ini.
Untuk bregada, Dewabronto menampilkan bregodo bertema Siluman Lampor dengan maskot Gusti Ratu Kidul. Bregada ini terilhami cerita legenda pasukan siluman lampor yang dipimpin Kanjeng Ratu Kidul di Sungai Code wilayah Brontokusuman. "Tiap bulan Sura, seperti sekarang ini, Ratu Kidul berkunjung ke penguasa Gunung Merapi lewat Code," ujar Kelik.