REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UNESCO setiap tahunnya memperluas daftar situs Warisan Dunia, dan kelas yang ditunjuk tahun ini, menawarkan para pelancong dengan beragam kelompok situs yang menarik. Terutama dengan pilihannya yang jauh dan lebih rentan, bahwa daftar itu sendiri bukan terkait pariwisata.
Menurut situsnya, Program Warisan Dunia ini bertujuan untuk mengidentifikasi, dan melindungi situs budaya, dan alam di seluruh dunia yang menunjukkan nilai luar biasa bagi kemanusiaan.
Tempat-tempat itu terkadang merupakan tujuan yang paling banyak dicari untuk perjalanan global seperti Tembok Besar Cina, Great Barrier Reef di Australia, reruntuhan Inca Machu Picchu di Peru. Yang lain, lebih sulit dijangkau, termasuk tiga anggota kelas 2017, Okinoshima, sebuah pulau suci di Jepang; Dauria, pemandangan liar yang dimiliki oleh Mongolia dan Rusia; dan Asmara, ibu kota Eritrea di Afrika Timur.
Okinoshima, misalnya, terlarang bagi wanita. Kemudian masuknya Asmara, yang dikutip oleh UNESCO karena arsitektur modernisnya berasal dari zamannya sebagai koloni Italia, yang mungkin adalah pilihan paling kontroversial. Eritrea adalah subyek dari sebuah perjalanan dinas Departemen Luar Negeri AS yang mencatat bahwa pemerintah membatasi perjalanan orang asing ke Asmara. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menuduh pemerintah Eritrea melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk perbudakan, dan pembunuhan.
"Asmara campuran pengaruh lokal dan Italia tahun 1920-an dan 1930an luar biasa. Tapi itu sangat terisolasi, politis dan geografis," kata Tom Hall, direktur redaksi Lonely Planet, perusahaan media perjalanan dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (2/10).
Kota kuno Hebron, di Tepi Barat yang diduduki Israel, merupakan pilihan kontroversial lainnya. Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Israel menggambarkan keputusan tersebut sebagai "delusional."
Lebih dari 21 pilihan baru, tersebar di 18 situs budaya dan tiga situs alami, lebih mudah diakses dan tanpa kontroversi. Setidaknya satu, Distrik Lake di barat laut Inggris, sangat dicintai, menerima lebih dari 18 juta pengunjung setahun. UNESCO mencatat, gabungan aktivitas alam dan aktivitas manusia di wilayah ini, termasuk peternakan domba di lereng bukit yang gundul, desa batu dan perkebunan besar.
"Apa yang membuatnya begitu indah dan dramatis itu sangat tandus. Anda mendapatkan panorama bukit, lembah, danau dan sungai yang tidak terganggu," kataJanel Jensen, manajer program Eropa untuk REI.