Senin 02 Oct 2017 14:38 WIB

Batik Maos, Batik Bermotif Sandi Perang Pangeran Diponegoro

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu motif batik Maos khas Cilacap.
Foto: dok BNI
Salah satu motif batik Maos khas Cilacap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik Maos khas Cilacap muncul pada abad 18 dan mengandung makna filosofi dan sejarah tinggi. Alasannya, batik ini menampilkan sandi perang laskar Pangeran Diponegoro dan menggunakan teknik pewarnaan alam.

Melalui motif-motifnya, batik yang saat itu digunakan sebagai simbol atau sandi perang Pangeran Diponegoro ternyata terbukti mampu mengecoh perhatian Belanda, sehingga sulit sekali dikalahkan oleh Belanda. Sentra produksi batik di Kabupaten Cilacap saat ini ada di Kecamatan Maos Cilacap dan dikelola oleh Euis Rohaini bersama suaminya Tonik Sudarmaji di bawah naungan Batik Maos Rajasa Mas.

Hingga kini, hampir 80 pengrajin batik bergabung dalam usaha batik yang dibangun dari tahun 2008 tersebut. Euis Rohaini menuturkan bahwa produk batik tulis tradisional asli Cilacap ini cukup diminati para kolektor batik di Asia Tenggara, Korea, Jepang dan Eropa.

Batik Cilacap memiliki pilihan warna klasik yang menjadi ciri khas batik tulis Maos yakni cokelat, hitam dan putih serta warna-warna yang berani, yaitu biru, hijau, atau kuning. Beberapa motif sandi perang yang masih diproduksi hingga saat ini ialah Galaran, bermakna pasukan yang sudah berkumpul berbaris rapi.

Lalu, Buntal Gabahan, bermakna sandi ranjau yang terpasang di pematang sawah. Cebong Kumpul, bermakna agar pasukan berkumpul dan merapatkan barisan guna bersiap menghadapi musuh, dalam makna yang lebih luas, motif ini memberi makna arti penting persatuan. Dengan persatuan dan kesatuan segala bahaya, musuh, dan kesulitan akan mudah dihadapi.

Kembang Ambring, bermakna pesan persatuan, bersatu dalam menghadapi musuh. Lar Buntal, bermakna misi pembagian wilayah atau pembagian tugas yang rata. Cuplik Pring atau Cebong Kumpul, bermakna penempatan pasukan, kode bahwa disitu adalah tempat berkumpulnya pasukan yang siap. Andaindi, bermakna tingkatan dalam tugas atau struktur, organisasi, pemerintahan atau pembagian wewenang.Blarak Sineret, bermakna kebersamaan, kemenangan dalam perjuangan tidak hanya dicapai oleh salah satu orang atau salah satu pihak saja, ada pihak-pihak lain yang juga turut andil. Hingga Rujak Sente, bermakna pemimpin harus tegas, padat, dan bermakna.

Seiring dengan perkembangan dunia mode, Batik Maos Rajasa Mas juga memproduksi motif kontemporer dengan mengadopsi motif lingkungan sekitar seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan benda-benda alam lainnya, tambah Euis Rohaini.

Batik Maos Rajasa Mas merupakan salah satu pelaku usaha dan mitra binaan BNI yang aktif di Rumah Kreatif BUMN (RKB) Cilacap. RKB Cilacap sendiri merupakan RKB yang dikembangkan BNI dan merupakan salah satu dari 36 RKB yang telah dibangun di Indonesia oleh BNI. Seluruh RKB BNI tersebut telah terdaftar di situs rkb.id dengan jumlah pengusaha kecil dan menengah yang dikelola mencapai lebih dari 67.470 UKM.  

BNI mencatat, sebanyak lebih dari 600 UKM dari 67.470 UKM yang dikelola oleh RKB BNI telah aktif berjualan di situs belanja online yang dikelola PT Telkom (Persero) yaitu blanja.com. Mereka menjual lebih dari 1.440 produk secara daring.

Salah satu program utama yang dilaksanakan pada setiap RKB BNI adalah peningkatan kapasitas UKM mitra binaannya. Oleh karena itu, BNI secara teratur melaksanakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan UKM dalam berbisnis secara e-Commerce, juga diberikan pelatihan ekspor, pelatihan pengemasan, fotografi, hingga memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Hingga saat ini, BNI telah menggelar 60 pelatihan di seluruh RKB. Cilacap memiliki potensi batik tulis Maos yang telah mendunia. Ini merupakan suatu kekayaan warisan luhur budaya bangsa yang perlu dilestarikan. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk mendukungnya, misalnya dengan mengikutsertakan dalam pameran-pameran baik nasional maupun internasional, memperluas pemasaran produk, hingga menjamin ketersediaan bahan baku," ujar Corporate Secretary BNI, Kiryanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement