REPUBLIKA.CO.ID, Ribuan wisatawan mengikuti kegiatan larung sesaji di areal wisata Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang merupakan salah satu agenda pariwisata di daerah tersebut.
Edi, salah seorang pengunjung mengaku, sengaja datang ke lokasi tersebut. Ia mengajak serta rekan-rekannya untuk menghabiskan akhir pekan sekaligus melihat kegiatan Festival Kelud 2017 yang diselenggarakan di area wisata Gunung Kelud.
"Ini tadi saya dengan teman-teman sengaja datang ke Gunung Kelud. Dari kabar yang saya terima, ada acara larung sesaji, makanya penasaran dan ingin melihat secara langsung," kata Edi, pengunjung asal Kota Kediri, Sabtu (30/9).
Ia mengaku, sangat senang bisa datang ke lokasi wisata ini. Ia juga merasa takjub, sebab saat ini sudah banyak perubahan di lokasi wisata Gunung Kelud, pascaerupsi pada 2014. Terlebih lagi, kegiatan larung sesaji ini juga cukup unik.
Suprapto, salah seorang perangkat di Desa Sumberwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mengatakan kegiatan larung sesaji itu memang sengaja diselenggarakan dan sudah menjadi agenda tahunan di daerah ini. Selain untuk lebih menarik kunjungan wisatawan, kegiatan ini juga sebagai bagian dari melestarikan budaya serta menjalin komunikasi dan lebih lebih mempererat tali silaturahmi antargolongan dan antarumat di daerah ini.
"Agenda ini memang ada prosesi ritual, doa bersama yang diikuti semua umat dari semua unsur, semua golongan. Ini mencerminkan kerukunan dan gotong royong yang baik di antara warga," katanya.
Dalam kegiatan ini, juga dilakukan beragam gunungan hasil bumi, misalnya tumpeng lengkap dengan lauk pauknya, buah-buahan, sayur, serta aneka hasil bumi yang dipendam. Terdapat gunungan yang dibuat dengan sangat mencolok, yaitu gunungan yang berisi buah nanas. Selain karena sangat tinggi, nanas adalah buah yang banyak dibudidayakan di daerah ini. Selain dalam bentuk gunungan, buah nanas juga dibuat dengan model ayam, yang dipanggul para pembawa tandu.
"Buah nanas ini produk unggulan di Kecamatan Ngancar, khususnya Desa Sugihwaras. Buah ini sangat melimpah dan hasilnya luar biasa banyaknya. Warga ingin mengucap syukur atas hasil bumi, seperti nanas, sehingga dibuat gunungan berisi buah nanas," ujarnya.
Seluruh gunungan itu diarak dari bawah menuju "rest area" bagian atas. Di tempat tersebut, seluruh gunungan dikumpulkan. Sejumlah sesepuh desa juga membacakan doa-doa sebelum kegiatan larung sesaji tersebut dimulai.
Setelah pembacaan doa selesai, gunungan diarak menuju puncak Gunung Kelud. Selain itu, gunungan tersebut juga dibagikan ke warga, baik nasi, sayur, ataaupun buah-buahan. Pengunjung sangat antusias dan saling berebut, kendati panitia sudah menjamin semua pengunjung akan dapat bagian.
Suprapto juga menambahkan, kegiatan ini rencananya juga akan menjadi agenda rutin di daerah tersebut. Dengan kegiatan itu, diharapkan jumlah wisatawan yang berkunjung juga akan semakin banyak. Roda perekonomian warga juga akan berputar, dimana pengunjung bisa membeli beragam makanan ataupun oleh-oleh yang dijual warga sekitar.