REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penyanyi rap 50 Cent mengaku sempat ditawari fulus menggiurkan untuk ikut terlibat dalam kampanye mendukung Donald Trump sebagai Presiden AS. Tak tanggung-tanggung, jumlah uang yang ditawarkan menurut dia mencapai 500 ribu dolar AS.
Dilansir dari laman Fox News hari ini (29/9), rapper bernama asli Curtis Jackson tersebut mengungkap rahasianya dalam acara yang disiarkan radio New York, Hot 97. Ia diajak ikut mengampanyekan Donald Trump untuk menarik hati para pemilih kulit hitam.
"Menurutku uang yang akan aku terima diperoleh dengan cara yang tidak benar dan tidak sebanding dengan efek buruk yang dihasilkan. Maka dari itu aku menolaknya," papar 50 Cent selama siaran.
Pelantun 'In Da Club' ini juga menilai terpilihnya Trump sebagai Presiden AS adalah sebuah kecelakaan. "Jika kamu menjadi presiden karena kecelakaan, jangan heran bila kamu akan melakukan hal-hal seperti yang Trump terapkan saat ini," katanya berkomentar sinis.
Ia berpendapat selama masa kampanye suami dari Melania Trump itu pasti sangat sibuk membangun citra diri di televisi dan media lain. Kehadiran Trump melawan Hillary Clinton juga disebutnya membuat masyarakat AS terbelah dengan sangat cepat.
Fox News mencoba menghubungi Gedung Putih untuk merespons pernyataan 50 Cent. Akan tetapi tidak ada balasan yang diberikan oleh Gedung Putih.
Sejak lama 50 Cent dikenal sebagai figur pendukung Hillary Clinton. Pada 2015 ia terang-terangan mengatakan kepada The Daily Beast bahwa Hillary pantas jadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. "Inilah waktu untuk Hillary!" pekiknya kala itu.