Kamis 28 Sep 2017 08:25 WIB

Ini Kunci Sukses Menjual Buku di Era Digital

Suasana pelatihan 'Melejitkan Penjualan Buku di Era Digital' yang digelar Ikapi DKI Jakarta, Rabu (27/9).
Foto: Dok Ikapi DKI
Suasana pelatihan 'Melejitkan Penjualan Buku di Era Digital' yang digelar Ikapi DKI Jakarta, Rabu (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta bekerja sama dengan MarkPlus mengadakan training marketing bertajuk ‘Melejitkan Penjualan Buku di Era Digital’. Pelatihan berlangsung pada Rabu (27/9), bertempat di Philip Kotler Theater Class, kantor MarkPlus, Jakarta.

Saat membuka training tersebut, Ketua Ikapi DKI Jakarta, Hikmat Kurnia, menggarisbawahi pentingnya kejelian dalam melihat perubahan yang terjadi. “Era digital melahirkan peluang-peluang yang perlu disikapi secara cermat. Di sisi lain, perlu jeli berada di tengah disrupsi,” kata Hikmat Kurnia dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/9).

Pada sesi pertama yang bertema ‘Memahami Pemasaran di Era Digital: Peluang dan Strategi Memasarkan Buku’,   narasumber Iwan Setiawan  mengulas empat isu penting: buku versus internet, bagaimana menciptakan keingintahuan calon pembeli, memahami pembaca, dan bagaimana memilih tipe konten.

“Buku memiliki karakter analisis mendalam, fokus, kredibel, namun seringkali dengan harga lebih mahal,” ujar COO MarkPlus ini. Sedangkan internet, lanjut Iwan, berkarakter ringkas, interaktif, menawarkan kenyamanan, dan biasanya tak berbayar.

Dalam hal memahami pembaca, diperlukan data pembaca yang meliputi identitas, hobi, hal-hal personal yang tidak rahasia, hingga apa yang menjadi keinginan pembaca.

Sedangkan untuk konten, Iwan mengingatkan pentingnya memilih konten yang menghibur, mengedukasi, memberi inspirasi, dan meyakinkan pembaca tentang manfaat setelah membaca.

Yosanova Savitri menjadi narasumber kedua dengan fokus bahasan ‘Apa dan Bagaimana Menggarap Pasar Buku di Media Sosial dan Marketplace’. Yosanova menjelaskan titik jenuh memasang iklan untuk produk, sehingga perlu mempertimbangkan ragam cara beriklan baik di internet maupun yang offline. “Kegiatan marketing perlu membaurkan pemasaran digital dan tradisional,” ujarnya.

Ia menambahkan, dalam bauran tersebut, kegiatan diferensiasi dan posisi merek dan pendekatan penjualan serta pemasaran taktis (yang memperhatikan produk, harga, tempat, dan promosi) menjadi elemen penting dalam pendekatan pemasaran konvensional. Sedangkan dalam pemasaran new wave, pendekatan ke komunitas, karakter merek, dan customer care menjadi entitas yang harus diperhatikan.

Seluruh entitas ini, kata Yasanova, bermuara pada pemahaman apa yang diminati oleh customer.  “Memasilitasi keinginan dan aspirasi customer menjadi faktor penting dalam kegiatan pemasaran. Kolaborasi dengan customer menjadi kata kunci dalam marketing,” tutur Yasanova Savitri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement