Selasa 26 Sep 2017 19:36 WIB

Jangan Tunda Beli Properti Sebelum Harganya Makin Melangit

Calon investor mencari informasi tentang produk perumahan.
Foto: meikarta
Calon investor mencari informasi tentang produk perumahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama gairah orang Indonesia untuk bermigrasi ke Jakarta dan sekitarnya masih tinggi, investasi di sektor properti akan tetap paling menjanjikan di kawasan daerah penyangga. Ini terbukti dari kenyataan bahwa bisnis properti di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi selalu bugar.

Harganya pun selalu naik. Jangan menunda membeli properti sebelum harganya semakin naik. Berdasarkan data dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, setiap tahun dibutuhkan 1,2 juta unit rumah. Pada 2025, menurut Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Maurin Sitorus, kebutuhan rumah secara kumulatif mencapai 30 juta unit.

Nilai investasi di sektor properti naik terus. Ini tak lepas dari pengakuan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang ketimpangan antara permintaan dan pasok di pasar properti. Kemampuan swasta memasok kebutuhan perumahan, menurut Sri Mulyani, hanya sekitar 40 persen. Sedangkan kemampun pemerintah hanya 20 persen. Maka, 40 persen kebutuhan tidak dapat dipenuhi.

Kekurangan pasok terparah adalah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang pertambahan penduduknya mencapai 600 ribu orang per tahun. Kini penduduk kawasan ini berjumlah sekitar 28 juta jiwa. 

 

Dalam jumpa Pers beberapa waktu lalu, Direktur Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengungkapkan, kekurangan rumah di Jabodetabek telah mencapai 1,4 juta unit. Dengan kata lain, 20 persen penduduk Jabodetabek tidak punya rumah. Kini tersapat 26 perumahan berskala besar  dengan lahan 400 hektar di wilayah Jabodetabek. Sedangkan secara keseluruhan terdapat 530 perumahan.

Namun peta perumahan di Jabodetabek akan segera berubah dengan kehadiran Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Luas kawasan perumahan baru ini mencapai 500 hektare. Meikarta dirancang untuk menampung sampai dua juta penduduk. Pilihan lokasi dijatuhkan di sana karena sedang menggeliat dengan cepat sebagai kawasan industri utama nasional.

Kawasan ini juga berada dalam lingkar Transit Oriented Development (TOD) sehingga memiliki berbabagi akses ke Jakarta berkat pembangunan rel kereta ringan, MRT, dan jalan tol. Semua itu tentu saja kabar gembira bagi penghuni kota Jakarta yang ingin melarikan diri dari kebisingan kendaraan bermotor, polusi, dan kemacetan.

Bila kini paling sukses menarik minat orang Jakarta, ini tentu saja bukan hanya karena masalah akses dan desain yang indah, sehat, dan aman. Maka, apapun motivasi anda membeli hunian apakah untuk ditinggali, dijual kembali, atau disewakan sebaiknya segera realisasikan sebelum harganya melesat tinggi. (ril)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement