Selasa 19 Sep 2017 16:53 WIB

Sejumlah Penari Berkolaborasi di Gala Balet Indonesia Kedua

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Tari balet
Foto: Antara
Tari balet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bakat balet terkemuka Australia akan meramaikan pentas Gala Balet Indonesia Kedua pekan ini. Pertunjukan yang diselenggarakan oleh Ballet ID itu berlangsung di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (23/9) mendatang.

Pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id menginformasikan, Gala Balet tahun ini merupakan kelanjutan suksesnya kolaborasi penyelenggaraan Gala Balet perdana pada 2015. Perhelatan tari inklusif tersebut menampilkan sederet penari dari beberapa negara, termasuk Indonesia dan Australia.

"Kami bangga dapat menghadirkan dua penari balet utama dari Queensland Ballet ke Indonesia. Beberapa tahun terakhir, kami sudah menyelenggarakan beberapa lokakarya dan pertukaran antara penari balet, koreografer, dan manajer balet Australia dan Indonesia," kata Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bradley Armstrong.

Ballet ID bekerja sama dengan British Council Indonesia, Kedutaan Besar Australia, dan Institut Prancis di Indonesia (IFI) dalam menghadirkan acara tersebut. Salah satu penampilan penting yang disoroti Armstrong adalah pementasan oleh Marc Brew, penari balet terkemuka Australia.

Pertunjukan melibatkan sejumlah penari Indonesia dari CanDoDance Project, YPAC, EKI Dance Company, Candoco Dance Company Inggris, dan Universal Ballet Korea Selatan. Penari Prancis Magali Saby yang mengidap cerebral palsy juga akan tampil menggunakan media kursi roda, membawakan tari bertajuk La Fille de l'air.

Dalam persiapan menuju acara tersebut, Kedutaan Besar Australia mempersembahkan pemutaran film Maos Last Dancer pada Senin (18/9). Film tersebut diilhami oleh biografi laris milik Li Cunxin, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Artistik Queensland Ballet.

Film panjang tersebut mengisahkan kehidupan Li Cunxin yang menjadi penari balet internasional setelah dipilih oleh pemerintah Tiongkok untuk belajar balet pada usia 11 tahun. Ia pindah ke Amerika Serikat dan Australia serta tampil sebagai penari utama di Australian Ballet dan Houston Ballet.

Li Cunxin, yang berencana kembali ke panggung akhir tahun ini setelah istirahat selama 18 tahun, juga dijadwalkan untuk memberikan master class di Jakarta. Ia akan berbagi pengalaman dengan para penari balet tingkat mahir, sebagai bagian dari Bulan Seni Tari, Kampanye Gaya Hidup Australia #AussieBanget.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement