Kamis 14 Sep 2017 12:52 WIB

Dukung UKM, OnTA Majukan Pariwisata Indonesia

Sepasang wisatawan memperhatikan siluet Gunung Rinjani saat Sunrise (matahari terbit) di pinggiran pantai Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara (foto atas), peluncuran OntA (foto bawah).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sepasang wisatawan memperhatikan siluet Gunung Rinjani saat Sunrise (matahari terbit) di pinggiran pantai Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara (foto atas), peluncuran OntA (foto bawah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam sebuah talk show tentang pariwisata halal di Jakarta, beberapa waktu lalu, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad mengatakan, Indonesia mempunyai potensi kekayaan alam dan budaya yang sangat besar. Modal yang besar tersebut, kalau dikelola dengan baik, akan menjadikan industri pariwisata Indonesia melesat. “Dengan 17 ribu pulau, industri pariwisata Indonesia bisa sangat maju,” kata Mahathir.

Dalam kesempatan berbeda, Chief  Executive Officer (CEO) OnTA Pieter K Senkey mengatakan, dengan modal 17 ribu pulau dan penduduk yang saat ini mencapai sekitar 250 juta, potensi industri pariwisata Indonesia sangat besar. “Selain membidik wisawatan mancanegara (wisman), kita juga harus mengembangkan wisawatan domestik atau wisatawan Nusantara (wisnus),” kata Pieter K Senkey saat berbincang dengan Republika.co.id di Jakarta, Selasa (12/9).

Untuk itu, Pieter menambahkan, salah satu hal yang sangat perlu dilakukan adalah mempromosikan pariwisata Indonesia. Baik ke dalam negeri maupun dunia. Termasuk di dalamnya tips-tips untuk melakukan perjalanan wisata yang mudah, menyenangkan dan berkesan di Indonesia.

Dan pada era serbadigital ini, kata Pieter, industri pariwisata Indonesia pun perlu memaksimalkan dukungan teknologi digital, khususnya sosial media (sosmed), agar bisa melakukan lompatan.

Terkait hal tersebut, ujar Pieter, sebanyak 20 tokoh senior dan sangat berpengalaman dalam bidang pariwisata melakukan inovasi berupa aplikasi wisata pertama berlabel OnTA atau Online Travel Assistant. OnTA diluncurkan di Jakarta, Rabu (16/8).

“OnTA merupakan aplikasi media sosial (medsos) karya anak bangsa. Diprakarsai oleh para penggiat industri pariwisata yang sangat berpengalaman di bidangnya, kini OnTA hadir menjawab segala kebutuhan turis dalam  berwisata. OnTA ini fokus kepada pusat informasi berkaitan traveling, aktivitas wisatawan, kuliner, dan dunia pariwisata,” ujar Pieter.

OnTA merupakan media sosial para insan pariwisata, pemandu wisata, restoran, hotel atau pelaku industri pariwisata. Di OnTA mereka bisa berbagi  tentang informasi seputar dunia dan  aktivitas berwisata, pengalaman kuliner terkini, mempromosikan produk dan  jasa seputar dunia pariwisata, ataupun sekadar berbagi pengalaman perjalanan melalui foto dan video.

“Di OnTA Anda  bisa ber-narsis ria dengan cara berbagi foto, video dan pengalaman di dalam maupun luar negeri, bertanya hal-hal spesifik tentang obyek wisata maupun sekedar mencari berbagai tips dan informasi seputar dunia pariwisata di sekeliling Anda,” papar Pieter.

Kemajuan industri pariwisata, kata Pieter, berdampak sangat luas. Termasuk ke dalamnya penginapan, restoran, industri makanan dan minuman, industri kerajinan dan lain-lain. Kemajuan industri pariwisata menyentuh  para usaha kecil menengah (UKM).

“OnTA hadir untuk memajukan industri pariwisata nasional, termasuk di dalamnya mendorong para UKM pelaku penyedia jasa pariwisata, seperti restoran, hotel/penginapan, suvenir, pengelola wisata (tour operator). Wisatawan bisa berhubungan langsung dengan penyedia jasa pariwisata melalui sosmed dalam aplikasi OnTA,” paparnya.

Ia menjelaskan, ketika seseorang melakukan registrasi di OnTA, dia dipersilakan memilih mau jadi apa: wisatawan, tour leader (pemandu wisata), local guide (pemandu lokal), atau vendor (hotel, restoran, toko souvenir , tour operator dan lain-lain). “Keempat kelompok ini saling berinteraksi di OnTA. Dengan demikian, OnTA bisa membantu para UKM penyedia jasa wisata dikenal tidak hanya di dalam negeri tapi juga dunia,” tuturnya.

Pieter menegaskan, Indonesia memiliki potensi industri pariwisata yang sangat besar. Namun potensi yang sangat besar itu bisa tidak dikembangkan dan dikelola dengan baik, serta tidak dipromosikan dengan baik, ibarat intan yang tidak diasah. “Kehadiran OnTA diharapkan dapat turut mempercepat kemajuan industri pariwisata Indonesia, sehingga berkembang sangat pesat,” ujarnya.

Pieter menyebutkan, aplikasi OnTA tersedia di GooglePlay sejak 03 Agustus 2017. “Kami menargetkan dalam waktu satu tahun OnTA  bisa di download sekitar 700 ribu  hingga 1 juta orang,” kata Pieter K Senkey.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement