REPUBLIKA.CO.ID, Film dokumenter berjudul 1880 MDPL karya sutradara Riyan Sigit Wiranto dan Miko Saleh (Aceh) keluar sebagai film terbaik Denpasar Film Festival (DFF) 2017. Ketua dewan juri, Slamet Rahardjo Djarot mengatakan film berjudul 1880 MDPL mampu menyisihkan empat unggulan lainnya berkisah tentang kehidupan petani kopi di sebuah dataran tinggi Aceh, yakni di Desa Merah Jernang, Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah. Desa ini juga termasuk daerah transmigrasi yang dibuka tahun 1997.
Masyarakat petani kopi setempat sudah berupaya keras memanfaatkan lahan yang ada untuk bertanam kopi, namun hasilnya tidak pernah memuaskan karena tanah di ketinggian 1.880 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu tidak begitu subur. Karena itu mereka harus mencari sampingan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, bahkan terpaksa membuka lahan baru di hutan.
"Film ini merupakan potret jernih tentang situasi kehidupan masyarakat, di mana setiap pesan disampaikan melalui rangkaian gambar yang rapi dan efektif," ucapnya.
Selain film berjudul 1880 MDPL, dewan juri memberi apresiasi cukup tinggi untuk film Anak Koin (Chrisila Wentiasri, Bandar Lampung) dan menganugerahkan penghargaan khusus. Film Anak Koin menarik perhatian juri karena kemampuannya menuturkan kisah tentang anak jalanan secara cukup dekat dan apa adanya. Dari film itu tergambar bukan hanya sisi buruk si tokoh, melainkan sisi baiknya pula.
Film unggulan lainnya, Perahu Sandeq (Gunawan Hadi Sucipto, Yogyakarta). Di samping itu dewan juri menetapkan tiga film terbaik juara pertama berjudul Urut Sewu (Dewi Nur Aeni, Karangayar, Kebumen, Jawa Tengah) juara dua ROB (Fatimatuz Zahra, Pekalongan, Jawa Tengah), dan juara tiga berjudul Penambang Pasir Citanduy (Dwi Novita Sari, Majelangka).
Kepala Bidang Pemberitaan Humas dan Protokol Pemkot Denpasar Wayan Hendaryana mengatakan kegiatan DFF 2017 merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Denpasar.
"Kegiatan tersebut bekerja sama dengan insan kreatif pengiat film di Kota Denpasar. Ajang ini sudah memasuki ke delapan kali," katanya.
Ia mengatakan penyerahan penghargaan kepada jawara film dokumenter 1880 MDPL oleh Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara di Istana Taman Jepun Denpasar pada Ahad (10/9), didampingi Ketua Dewan Juri Slamet Rahardjo Djarot.