Senin 11 Sep 2017 14:33 WIB

Sales Mission Wisata Bahari Kemenpar Goda Sydney dan Perth

Pemandangan eksotis wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ilustrasi
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pemandangan eksotis wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Kementerian Pariwisata makin intens menggoda pasar Australia. Yang terbaru, kementerian di bawah komando Arief Yahya itu berniat menggelar Sales Mission di Sydney dan Perth Australia pada 12 dan 14 September 2017. Di Negeri Kangguru itu, Kemenpar ikut memboyong 10 industri dari Indonesia.

Aktivitas Kemenpar ke Sydney dan Canberra itu betul-betul sudah hard sale. Sudah jualan paket. Bukan lagi branding atau soft marketing. Mengapa trik itu dilakukan? Pertama, dari sisi destinasi, Australia tidak terlalu jauh dengan Indonesia. Hanya tiga jam penerbangan dari Sydney ataupun Canberra, sudah sampai Indonesia.

Kedua, dari sisi originasi Australia adalah pasar yang sangat strategis buat Indonesia. Selama ini, Negeri Kangguru itu selalu hadir di posisi elit kunjungan wisman ke Indonesia. Dan wisman Australia juga doyan wisata bahari. “Itu sebabnya bahari kami promosikan juga ke pasar Australia. Wonderful Indonesia Sales Mission Bahari Australia digelar 12 September 2017 di Doltone House, Hyde Park, Sydney. Dan 14 September 2017 di Pan Pacific Hotel, Perth," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana.

Semua potensi bahari Indonesia yang kelas dunia dipastikan dijual di Sydney dan Perth. Dari mulai Raja Ampat yang sempat menyambar peringkat pertama World’s Best Snorkeling Destination versi CNN, Labuan Baju yang ada di peringkat dua dunia versi CNN, dipastikan akan intens menggoda pasar Australia.

"Berdasarkan data Passenger Exit Survey (PES) 2016, 65,45 persen wisman Australia melakukan aktivitas wisata bahari ketika berkunjung ke Indonesia. Dengan kata lain, aktivitas bahari paling banyak dilakukan dibandingkan wisata ekologi dan petualangan," kata Pitana.

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu mengatakan paket-paket wisata bahari dari mulai paket akomodasi sampai paket menyelam di berbagai destinasi unggulan Tanah Air ikut ditawarkan kepada masyarakat Australia pada kegiatan Sales Mission tersebut.

"Tahun ini Indonesia menargetkan mampu menjaring 1,5 juta wisatawan mancanegara (wisman) asal Australia dari target keseluruhan sebanyak 15 juta wisman pada 2017," ujar Vinsensius yang akrab disapa VJ.

Dan kebetulan, keunggulan Indonesia sebagai destinasi wisata bahari tidak terbantahkan lagi. Dari segi wisata bawah air, Indonesia adalah rajanya destinasi selam. Indonesia mendapatkan julukan Amazon in the seas. Sebanyak 70 persen spesies koral dunia ada di Indonesia.

Hal ini juga diamini oleh Ratna Suranti, Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar. “Indonesia memiliki 55 destinasi diving dan lebih dari 1.500 dive spots tersebar dari Aceh sampai Papua dan jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Filipina. Tidak hanya secara kuantitas, kualitas destinasi diving Indonesia juga lebih baik," ujar Ratna Suranti.

Saking okenya, Menpar Arief Yahya pun ikutan mempromosikan wisata bahari Indonesia. “Sea zone, coastal zone dan underwater Indonesia memang world class semua. Sudah banyak award dunia yang disematkan untuk bahari Indonesia,” ungkap Arief Yahya.

Selain Raja Ampat dan Labuan Bajo, masih ada 10 destinasi marine tourism yang menjadi andalan untuk dipromosikan. Bali, Lombok (NTB), Alor (NTT), Derawan (Kaltim), Bunaken (Sulawesi Utara), Togean (Sulawesi Tengah), Wakatobi (Sulawesi Selatan) dan Ambon (Maluku), diyakini tak kalah wow dari Labuan Bajo dan Raja Ampat yang sudah mendunia.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement