Senin 11 Sep 2017 15:05 WIB

Kemenpar-ICCC Bersinergi Bentuk Kota Kreatif Pariwisata

Warga menikmati suasana tenggelamnya matahari (sunset) terakhir tahun 2015 di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (31/12).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Warga menikmati suasana tenggelamnya matahari (sunset) terakhir tahun 2015 di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung acara Workshop Strategi Membangun Kota Kreatif Pariwisata yang digelar di Hotel Gammara, Makassar, (9/9). Acara ini merupakan kerjasama Kemenpar dengan Indonesia Creative Cities Conference (ICCC).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan acara ini sangat bermanfaat terutama untuk memantik sinergi Kota Kreatif Pariwisata Indonesia untuk mendatangkan wisatawan.
 
”Gol-nya adalah, bagaimana kami bisa bersinergi dengan semua pihak. Badan Ekonomi kreatif maupun penthahelix pariwisata lainnya. Karena saat ini kondisinya adalah, bukan hanya karena bentangan alam para wisatawan hadir, namun juga karena kreatifnya kota tersebut dalam mendatangkan wisatawan,” ujar Esthy. 
 
Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Eddy Susilomengatakan ada beberapa kota yang memiliki kreativitas tinggi dan bisa mendatangkan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. "Semoga Makassar juga lahir kreativitas- kreativitas sumber daya manusia-nya yang bisa menjadi daya tarik pariwisata di Makassar itu sendiri,” kata Eddy.
 
Eddy memaparkan perkembangan kota kreatif di suatu negara tidak terlepas dari usaha pemerintah dan para pelaku kreatif di kota tersebut. Pemerintah selaku fasilitator mesti dapat mendukung segala daya upaya untuk dilakukan oleh para pelaku kreatif dalam mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kesejahteraan dalam masyarakat.
 
Kata Eddy, sinergitas itu menempatkan kreativitas sebagai faktor strategis untuk pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak terkait, yaitu pemerintah, swasta, organisasi profesional, komunitas, dan institusi budaya. 
 
”Jadi nantinya pasca workshop ini bisa dirancang untuk memfasilitasi proses pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan sumber daya antara anggotanya sebagai jalan untuk mengangkat industri kreatif lokal dan menumbuhkan kerjasama di seluruh dunia dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Dan pastinya, untuk pariwisata Indonesia,” kata Eddy.
 
Sekadar informasi, di Indonesia, pada tahun 2014, pemerintah telah memfasilitasi empat kota untuk dapat secara resmi masuk dalam jaringan Creative City Network (CNN), yaitu Bandung dan Surakarta sebagai Kota Design, Yogyakarta dan Pekalongan sebagai kota craft and folk art. Pada akhirnya yang menjadi bagian dari CCN adalah Pekalongan dan Bandung. Dan saat ini sudah puluhan kota yang masuk ke dalam Kota Kreatif.
  
Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, kota kreatif harus memiliki inkubator start up company, tempat anak-anak muda mengembangkan ide, mengasah kreativitas, dan membangun usaha baru. "Di inkubator generasi muda dibina, dipersiapkan untuk berani bersaing dengan nilai kreatif-nya, sebelum produk yang dihasilkan dilepas ke pasar dan ke wisatawan," kata Arief Yahya.
 
Menurut Arief Yahya, yang punya pengalaman membina anak-anak muda berbinis dengan basis digital, modal semangat saja tidak cukup. Salah satu caranya adalah, semua tahapan creativity to commerce (C-2-C) harus dijalankan langkah demi langkah. 
 
”Harus ada pengujian apakah produk start up dibutuhkan pasar atau tidak. Validasi pasar harus dilakukan di setiap level. Jika tidak dibutuhkan pasar, hentikan sebelum naik ke level berikut. Industri kreatif bukan hanya start up berbasis digital. Industri kreatif juga berlaku di bidang lainnya termasuk Pariwisata,” kata Arief.
 

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement