Ahad 10 Sep 2017 13:54 WIB

Menpar Dibuat Takjub dengan Desa Wisata Kemiren Banyuwangi

Warga suku Osing membaca Kitab Lontar Yusuf secara bergantian di Desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warga suku Osing membaca Kitab Lontar Yusuf secara bergantian di Desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI -- Janji Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat homestay dan desa wisata terpenuhi. Sabtu (9/9), Kementerian di bawah komandonya memberi dukungan pelatihan dan bantuan kepada Desa Wisata Kemiren, Banyuwangi.

Pelatihan pengelolaan homestay itu digelar 2 hari, 8-9 September 2017. Ketua Tim Percepatan Wisata Perkotaan dan Wisata Perdesaan Kemenpar, Vitria Ariani sampai ikutan terjun langsung mengawal materi pelatihan "Produk, Pengelolaan dan Pelayanan Homestay”.

"Saya melihat kekompakan warga dalam menjaga kelestarian lingkungan dan budaya asli setempat. "Osing" dan mengoptimalkannya untuk kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata. Ini harus didukung penuh karena akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Menpar Arief Yahya dalam sambutannya.

Keseriusan warga Kemiren dalam mengelola homestay desa wisata ini memang terbukti. Quiz yang dilontarkan Menpar Arief Yahya terkait desa wisata dan Sapta Pesona bisa dijawab sempurna oleh warga.  "Hebat sekali, saya tidak akan ragu dengan perkembangan desa wisata ini. Masyarakatnya sudah paham betul harus bagaimana," puji Menpar Arief Yahya.

Bagi yang belum tahu, Desa Wisata Kemiren merupakan desa yang kental akan adat dan budayanya. Wisatawan datang berkunjung ke Desa Kemiren ingin berinteraksi langsung dan mengenal budaya suku Osing. Interaksi langsung tersebut antara lain akhirnya berimbas pada kebutuhan sarana akomodasi berupa homestay yang menunjang dan memadai.

Di sinilah Kemenpar mengambil perannya. Kemiren lansgung didampingi dengan pembinaan. Warganya dilatih untuk menjadi "Change Agent." Goalnya, menghasilkan warga yang mampu menyebarkan semangat dan cara baru manajemen dan tata kelola menjadi desa wisata dengan pengelolaan homestay yang baik.

Sumbangan juga ikut diberikan. Bahkan tips-tips wirausaha tak ragu diberikan Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu. "Homestay sekarang dikelola dengan cara koperasi. Skalanya kecil-kecil. Ini akan susah memenangkan persaingan.

"Yang diperlukan adalah manajemen korporasi dengan menggunakan teknologi informasi, dijual secara online nasional bahkan internasional. Jadi tidak hanya untuk wisnus, ini juga bisa menarik wisman menginap di homestay," papar pria asal Banyuwangi itu.

Selain menggunakan pendekatan strategi pemasaran, strategi promosi juga menggunakan branding, advertising, dan selling (BAS). Kemenpar telah memfasilitasi pemasaran homestay melalui Indonesia Tourism Exchange (ITX).

"Desa wisata juga harus mampu menjual paket atraksi yang dimiliki, salah satunya melalui digitalisasi homestay tersebut. Sementara strategi media dilakukan dengan metode paid, owned, social media, dan endorser (POSE)," terang Menpar Arief Yahya.

Melalui program ini, Kemenpar akan bersama-sama dengan Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait secara #IndonesiaIncorporated akan turut membantu pengelola Homestay mendapat bantuan dana pengembangan atau perawatan.

"Pembangunan homestay juga harus mempergunakan Arsitektur Nusantara. Ini yang menjadi kekuatan kita, sekaligus menjaga tradisi dan budaya. Kalau di Kemiren ya rumah adat Osing," kata Menpar Arief Yahya.

Selain itu, Menpar Arief Yahya juga mengingatkan dengan serius terkait kebersihan, khususnya toilet. Menurutnya, toilet salah satu yang menentukan wisatawan bersedia datang atau kembali datang.

"Yang menjadi citra wisata kita itu kebersihannya, khususnya toilet. Akan menjadi sia-sia keindahan alam yang kita miliki akan rusak image-nya hanya karena masalah kebersihan dan toilet yang jorok. Kita masih bermasalah dengan clean and hygiene, kita buktikan kalau kita bisa membalikkan keadaan," tutur mantan Dirut PT Telkom ini.

Saat ini, di Desa Wisata Kemiren juga sedang dilaksanakan program kemitraan BTN untuk pinjaman renovasi rumah. Dana Rp 600 juta sudah disetujui untuk 2 termin pelaksanaan. Saat ini sudah berjalan Termin 1 untuk 12 orang dengan total 24 unit kamar homestay. BTN bekerja sama dengan perangkat desa yang akan membantu menyiapkan surat keterangan bagi masyarakat untuk mempermudah penyaluran dana bantuan ini kepada masyarakat.

Di kegiatan ini, Menpar Arief Yahya didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Staf Khusus MenPar Bidang Informasi Dan Teknologi Samsriyono, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Industri Pariwisata Dadang Rizki, Ketua Tim Pokja 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S Thaib, Ketua Tim Pokja Wisata Perdesaan Dan Perkotaan Vitria Aryani, serta Asdep Pemberdayaan Masyarakat Oneng S Harini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement