REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ibrahim Ghunaim atau yang punya nama panggung MC Gaza adalah musisi yang tumbuh di tengah konflik antara Israel dan Palestina. Pemuda 25 tahun ini memutuskan menjadi rapper setelah ia banyak mendengar lagu-lagu Eminem.
Ghunaim mulai mencoba rap saat menginjak usia 13 tahun dan berharap suatu hari nanti dunia melihatnya sebagai rapper internasional. "Aku percaya bahwa aku dilahirkan sebagai rapper," katanya kepada Reuters awal pekan ini.
Lagu-lagu MC Gaza alias Ghunaim fokus pada isu-isu sosial dan hak asasi manusia. Ia mengangkat isu tingginya angka pengangguran di Gaza, hak-hak wanita, serta banyaknya pemuda Palestina yang dijebloskan ke penjara oleh Israel.
Absennya kedamaian yang selama ini dirindukan oleh rakyat Palestina juga dituangkannya dalam bentuk lagu. Selama setahun terakhir, Ghunaim sudah menulis sekitar 25 lagu.
"Lagu-lagunya banyak didominasi aroma nasionalisme, isu-isu sosial, dan kehidupan sehari-hari," kata ibu Ghunaim, Adeeba, saat berbincang sembari menyiapkan makan siang.
Walaupun banyak menyuarakan keresahan sosial dan politik dalam lirik-liriknya, Gaza sejatinya bukan lahan yang subur untuk membuat karier Ghunaim kian berkembang. Tidak mudah bagi warga Palestina hidup sebagai musisi di bawah tekanan perang. Israel memberlakukan aturan ketat di semua bidang bagi penduduk yang tinggal di teritori kecil itu.
Butuh bertahun-tahun untuk mengubah persepsi masyarakat Palestina dalam memandang musik rap. Palestina, terutama jalur Gaza, masih bersikap konservatif. Para rapper di Gaza memulai kiprahnya dengan banyak sandungan. Penampilan musisi rap Gaza pertama kali terlihat pada perayaan di tahun 2005. Kala itu mereka merayakan ditariknya pasukan Israel dari Gaza.
Namun aksi panggung perdana mereka tak berjalan mulus. Di tengah pertunjukan, seorang penampil dipaksa turun panggung setelah terjadi keributan. Massa mengamuk karena tak suka melihat gerak tangan si rapper selama bernyanyi.
Tak sedikit musisi hip hop atau rapper yang memilih berhenti meneruskan kariernya. Menurut Ghunaim, mereka kesulitan memperoleh sponsor. Ia sendiri berpikir untuk menyudahi usahanya menjadi rapper di tanah kelahirannya. Saat ini, Ghunaim tengah mengerjakan album baru sekaligus menjadi album terakhirnya di Gaza.
"Aku berusaha yang terbaik dengan mengolaborasikan 10 jenis musik. Inilah terobosan baru musik rap di Gaza dan di dunia," ucap MC Gaza. "Aku ingin menjadi terkenal sebelum memutuskan berhenti bernyanyi rap di Gaza," pungkas lelaki berjenggot ini.