Rabu 06 Sep 2017 16:09 WIB

Kunjungan Wisman ke Jatim Naik 42,48 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Jatim Park, salah satu obyek wisata di Malang, Jawa Timur.
Foto: Republika/Endah Hapsari
Jatim Park, salah satu obyek wisata di Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk bandara Juanda pada Juli 2017 mengalami kenaikan 42,48 persen dibandingkan Juni 2017. Wisman yang berkunjung ke Jatim tercatat sebanyak 23.357 kunjungan, meningkat dibandingkan Juni yang mencapai 16.382 kunjungan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Teguh Pramono, mengatakan, secara komulatif jumlah kunjungan wisman dari Januari-Juli 2017 mencapai 125.157 kunjungan atau naik sebesar 7,64 persen dibandingkan periode Januari-Juli 2016 yang sebanyak 116.274 kunjungan. 

Selama Juli 2017, wisman terbanyak berasal dari Malaysia yang tercatat 4.080 kunjungan. Diikuti Cina sebanyak 1.999 kunjungan, Singapura 1.937 kunjungan, Thailand 1.599 kunjungan, serta Taiwan 1.304 kunjungan. Wisman dari negara lainnya jumlahnya di bawah 1.000 kunjungan. Kunjungan wisman dari sepuluh negara utama semuanya mengalami peningkatan pada Juli 2017 dibandingkan Juni 2017.

"Wisman dari Thailand naik lima kali lipat dari sebelumnya 299 kunjungan menjadi 1.599 kunjungan, atau naik 434,78 persen," ujar Teguh kepada wartawan di Surabaya, Senin (4/9) lalu. 

Peningkatan kunjungan wisman pada Juli dibandingkan Juni 2017 juga terjadi dari kebangsaan Hongkong yang naik 149,16 persen, Cina naik 134,62 persen, Taiwan naik 117,70 persen, Korea Selatan naik 117,44 persen, Jepang naik 99,70 persen, India naik 66,02 persen, Amerika naik 42,05 persen, Malaysia naik 21,10 persen, serta Singapura naik 4,65 persen.  

Namun, secara komulatif Januari-Juli 2017 terhadap Januari-Juli 2016, mayoritas kunjungan wisman mengalami penurunan. Hanya wisman dari Singapura, Korea Selatan dan India yang mengalami peningkatan, namun tidak terlalu signifikan. Masing-masing Jepang turun 7,54 persen, Malaysia turun 7,08 persen, Taiwan turun 5,49 persen, Cina turun 3,84 persen, Thailand turun 3,67 persen, Amerika turun 1,24 persen dan Hongkong turun 0,38 persen. Sedangkan Korea Selatan naik 19,96 persen, India naik 4,88 persen, serta Singapura naik 1,79 persen. 

"Kalau secara persentase, tampak 17,47 persen wisman kita berasal dari Malaysia, disusul Cina 8,56 persen, Singapura 8,29 persen, Thailand 6,85 persen dan Taiwan 5,58 persen," kata Teguh.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jatim pada Juli 2017 mencapai 58,63 persen, atau naik 7,53 poin dibandingkan TPK Juni 2017 yang sebesar 51,10 persen. Menurut Teguh, peningkatan TPK tersebut menjadi dampak sisa perayaan Lebaran dan libur sekolah. 

Menurut klasifikasi bintang, TPK hotel bintang 2 menjadi yang tertinggi yakni mencapai 63,08 persen. Disusul TPK hotel bintang 4 sebesar 60,34 persen, hotel bintang 3 sebesar 56,91 persen, bintang 5 sebesar 57,29 persen dan bintang 1 sebesar 48,81 persen. 

Sedangkan rata-rata lama menginap tamu (RLMT) pada Juli 2017 sebesar 1,72 hari atau naik 0,06 poin dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 1,66 hari. RLMT asing sebesar 2,43 hari sedangkan RLMT Indonesia sebesar 1,68 hari. 

Secara terpisah, Area Director Indonesia (Surabaya) International Group Singapore Tourism Board, Mohamed Firhan Abdul Salam, mengatakan Surabaya menjadi penyumbang jumlah pengunjung ke Singapura terbanyak kedua setelah Jakarta. Pertumbuhan kunjungan wisawatan dari Surabaya ke Singapura pada 2016 sebesar 7 persen dibandingkan 2015. 

"Indoneisa menjadi sumber wisatawan utama bagi Singapura dengan 2,8 juta pengunjung pada 2016 atau naik 6 persen dibanding 2015. Surabaya kota kedua setelah Jakarta, dengan pertumbuhan 7 persen pada 2016. Target kami bisa meningkatkan aktivitas promosi di Surabaya, harapannya jumlah wisatawan bisa naik 7-9 persen tahun ini," ujar Firhan di Surabaya, Rabu (6/9). 

Menurut Firhan, wisatawan Indonesia yang datang ke Singapura tidak mengenal peak season atau low season, melainkan selalu ada setiap waktu. Namun, biasanya pada November dan Desember jumlahnya lebih banyak yang datang ke Singapura. 

"Strategi kami bukan untuk pertumbuhan wisatawan. Tapi bagaimana wisatawan bisa stay lebih lama dan spending money," katanya.

Firhan menyebut, rata-rata wisatawan Indonesia menghabiskan 700-800 dolar Singapura dalam sekali kunjungan ke negeri persemakmuran Inggris tersebut. Firhan berharap, ke depan wisatawan Indonesia bisa menghabiskan lebih dari 900 dolar Singapura dalam sekali kunjungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement