Selasa 05 Sep 2017 12:57 WIB

Pesona Pesantren Ciamis Jadi Model Pengembangan Wisata Halal

Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi, Rabu (31/5). Para santri di pesantren itu berasal dari 24 provinsi dan luar negeri.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi, Rabu (31/5). Para santri di pesantren itu berasal dari 24 provinsi dan luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS - Malam puncak acara Pekan Pesona Pesantren 2017 yang disemarakkan dengan berbagai penampilan pentas seni sukses digelar, Sabtu (2/9) malam. Deputi Bidang Pengebangan Kelembagaan Kemenpar Ahman Sya mengatakan event yang di dukung Kementrian Pariwisata (Kemenpar) ini bisa menjadi role model pengembangan wisata halal di Tanah Air.

“Apa yang telah dirintis Pesantren Sirnarasa ini, bisa menjadi salah satu model, acuan atau standar dalam pengembangan wisata halal di Indonesia,” ujar Ahman Sya saat membuka puncak acara Pekan Pesona Pesantren 2017 di Pesantren Sirnarasa, Dusun Ciceuri, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Sabtu (2/9).
 
Menurut Ahman Sya yang hadir mewakili Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, dalam pengembangan wisata halal harus mampu mengubah paradigma pariwisata yang pernah dicap negatif menjadi media/sektor yang justru mampu mensejahterakan masyarakat.
 
“Saya mengantarkan tiga pesan dari Menteri Pariwisata yang pertama memberikan salam hormat yang setinggi tingginya terhadap Pondok Pesantren Sirnarasa, dan yang kedua sangat mengapresiasi acara ini yang begitu meriah, dan yang ketiga, Pariwisata itu kini sudah menjadi target utama untuk mensejahterakan masyarakat seluruh Indonesia," katanya.
 
Dia menuturkan, kegiatan seperti ini bukan yang pertama di Indonesia, terutama dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa ini. Sebab, sejak dulu para wali menyebarkan agama Islam yaitu menggunakan media budaya. “Dalam pengembangannya, wisata halal harus dapat membentuk perubahan prilaku manusia yang bermartabat, religius, dan memiliki nilai-nilai positif keagamaan,” ujarnya.
 
Lewat pengembangan pariwisata, khususnya wisata halal, diharapkan dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri. “Bukan menjadi budak bangsa lain, dan mengangkat perekonomian masyarakat,” kata  Ahman Sya. 
 
Malam puncak acara Pekan Pesona Pesantren 2017 disemarakkan dengan berbagai penampilan pentasseni. Sebelum acara pembukaan, ada suguhan Grup Seni Gebyung Al-Muropaqoh dari Kampung Unu Nun, Desa Banjar Angsana, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis.
 
Dilanjutkan dengan penampilan Tim Hadroh dari UIN Bandung yang terdiri atas 5 mahasiswa pemain rebana dan 7 mahasiswi, 4 di antaranya sebagai vokal utama yang melantunkan shalawatan yang meneduhkan hati. Selepas pembukaan yang disaksikan pendiri dan sesepuh Pesantren Sirnarasa Abah Aos dan sejumlah tamu, santri, dan pengunjung dari berbagai daerah, ada bermacam penampilan menarik dari para santri Sirnarasa berupa tari dan lagu.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi gelaran Pekan Pesona Pesantren yang sukses diselengarakan. Dia optimistis, Indonesia bisa menduduki peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal. Pertumbuhan wisatawan untuk destinasi halal terus mengalami peningkatan. 
 
“Pada tahun 2017, tercatat wisatawan destinasi halal mencapai 2,7 juta di tahun 2016 dan pertumbuhannya mencapai 20 persen. Sementara tahun ini, Arief pun menargetkan kunjungan wisatawan muslim mencapai 3,7 juta atau naik 30 persen. Tumbuh 25 persen saja jadi 3,1-3,2 juta juga sudah baik," kata Menpar Arief.
 

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement