Sabtu 02 Sep 2017 16:51 WIB

Wonderful Indonesia Mulai Bidik Wisman Kota Tier-2 Cina

Wisatawan bersantai di pantai Kuta, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (20/1).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Wisatawan bersantai di pantai Kuta, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tidak lagi hanya berfokus mendulang wisman dari kota-kota tier-1 Cina seperti Shanghai, Guangzhou, Beijing atau Shenzhen. Saat ini,  promosi juga mulai merambah kota-kota tier (tingkat)-2 di Negeri Tirai Bambu.

Aktivitas promosi pariwisata itu tercermin dalam Sales Mission Greater Bali ke tiga kota tier-2 Cina yaitu Hefei, Wuxi dan Hangzhou. Secada berurutan, tiga kota tadi akan disambangi Wonderful Infonesia pada 29 Agustus 2017, ‪31 Agustus 2017‬ dan ‪1 September 2017‬.
 
"Berbicara mengenai tingkatan, kota-kota yang dimaksud dengan tier-2 di Tiongkok adalah kota-kota yang secara ekonomi memiliki produk domestik bruto (PDB) antara 68 miliar–299 miliar dolar AS," ujar Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar Vinsensius Jemadu, Rabu (30/8).
 
Kegiatan promosi Wonderful Indonesia ke kota-kota tier-2 di Cina ini menunjukkan betapa dalamnya komitmen promosi pariwisata Indonesia di Cina.
 
Dasar dari agresivitas promosi pariwisata Indonesia di Cina ini adalah kenyataan bahwa Cina adalah pasar yang dari segi jumlah dan pertumbuhannya paling fantastis di antara pasar lainnya. 
 
"Fantastis dikarenakan jumlah kunjungan wisman tahun 2017 sampai bulan Juni sudah hampir mencapai angka 1 juta, paling besar di antara pasar manapun, dan angka pertumbuhan year-on-year-nya periode Januari-Juni 2017 hampir mencapai 50 persen," ujar Vinsensius.
 
Kemenpar ingin menjaga momentum ini dengan mengadakan diversifikasi promosi, salah satunya dengan menyasar kota-kota yang selama ini belum tersentuh seperti Hefei, Wuxi dan Hangzhou.
 
Maskapai Indonesia pun kini turut mendukung pembukaan penerbangan ke kota-kota tier-2 di Tiongkok sehingga promosi pariwisata Indonesia dianggap sudah sebagai suatu keharusan. 
 
Jika sebelumnya maskapai Indonesia hanya terbang ke originasi kota besar Cina seperti Guangzhou dan Beijing, kini maskapai seperti Sriwijaya Air dan Citilink mulai merambah kota-kota seperti Hangzhou, Wuhan, Fuzhou, dan Guiyang. 
 
Kolaborasi antara maskapai penerbangan dan Kemenpar diharapkan akan membawa semakin banyak wisman Cina berpelesir ke Indonesia.
 
Pada kegiatan Sales Mission Greater Bali di Cina, Kemenpar membawa 11 industri pariwisata asal destinasi Bali untuk memperkenalkan produk mereka kepada buyers di masing-masing kota. 
 
Vinsensius menambahkan, tema destinasi Bali dipilih dikarenakan Bali adalah primadona pariwisata Indonesia dan destinasi yang tepat sebagai awal bagi wisman untuk mengeksplorasi kekayaan destinasi lainnya di Indonesia. 
 
“Bali adalah sebagai starting point yang sempurna bagi wisman yang baru pertama kali ke Indonesia,” ujar VJ, sapaan akrab Vinsensius Jemadu.
 
Selanjutnya, kata VJ, wisman Cina bisa menjelajah lebih banyak destinasi seperti ke Lombok atau Banyuwangi yang juga sangat menarik. 
 
”Selain kegiatan business meeting (table top meeting), kegiatan misi penjualan menampilkan seni tari-tarian tradisional khas Indonesia, pembagian doorprize berupa tiket Shanghai-Denpasar PP dan akomodasi 3 hari 2 malam serta package tour untuk 1 (satu) orang di setiap kota," kata dia.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, sejak dua tahun lalu, Kemenpar memang meluncurkan konsep 3 greater, yakni Great Bali, Great Jakarta dan Great Batam. Mengapa dipilih tiga itu? Karena selama ini wisawatan mancanegara yang berkunjung di Indonesia, 40 persen ke Bali, 30 persen ke Jakarta dan 20 persen ke Batam-Bintan.
 
“Saya selalu memulai dari akhir. Selama ini 90 persen wisman itu masuk melalui 3 pintu utama itu, karena itu kita buat 3 greater tersebut,” kata dia.
 
Promosi pun disesuaikan dengan tiga destinasi itu. Begitu pun, originasinya, berdasarkan pada data kunjungan yang sudah ada. Lima besar originasi ada di Singapore, Malaysia, Tiongkok, Australia dan Jepang. Dari lima besar itu, Tiongkok termasuk yang dinilai memiliki proyeksi yang sangat besar.
 
“Saat ini wisatawan Cina mulai membanjiri Indonesia. Dan itu sudah bisa kita perkirakan sejak akhir 2015,” kata Menpar Arief Yahya.
 
Arief Yahya juga sudah menghitung bulan-bulan liburan orang Tiongkok. Akhir tahun, lalu Tahun Baru Imlek bulan Februari, lalu bulan Mei ada Hari Buruh sedunia, Juni-Juni ada liburan anak-anak sekolah, bulan Oktober ada hari Kemerdekaan Cina, dan kembali di Akhir tahun sampai dengan awal tahun. Dia juga sudah mendapatkan data, bahwa orang Cina itu memutuskan untuk berlibur minimal satu bulan sebelumnya. 
 
“Jadi, dari skedul liburan dan waktu memutuskan berlibur itulah saat yang tepat untuk berpromosi dengan tepat,” jelas pria asal Banyuwangi ini.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement