REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor strategis yang diprioritaskan pengembangannya karena berkontribusi besar pada ekonomi nasional. Industri ini pun terus mengalami perkembangan cukup signifikan. Kualitas tekstil lokal tak kalah unggul dari produk impor.
Terbukti sebuah perusahaan teksil, Lucky Textile yang menggelar Lucky Trend Forecast Fall Winter 2018/2019. Perusahaan yang berdiri sejak 1960, berhasil membina hubungan yang baik dengan klien di beberapa negara seperti Amerika, Australia, negara-negara Asia Tenggara, Benua Eropa, dan Amerika Selatan.
Chief Designer PT Lucky Print Abadi, Dofa Hapsari mengatakan pagelaran busana itu menampilkan kain-kain dengan motif terbaru di mana menggunakan teknik pewarnaan yang menarik. Dihadirkan dalam 16 koleksi busana wanita, pria, dan anak-anak.
"Kami mengambil empat babak, di mana setiap babak ada tema yang kami ciptakan. Bahan-bahan kainnya pun berbeda dan dibuat dengan berbagai teknik yang berbeda. Ada yang kami modifikasi menjadi lebih unik," ujarnya kepada Republika.co.id, di Jakarta.
Tak hanya mampu menyelenggarakan pergelaran busana, Lucky Textile juga mampu memasok bahan untuk label internasional seperti H&M dan Uniqlo.
"Saat ini tekstil dan garmen di Indonesia trennya lagi bagus. Laris manis di dunia fesyen. Namun hal itu juga harus menuntut kreativitas. Jika tidak, maka tetap banyak garmen dan tekstil yang gulung tikar," ucapnya.
Sementara General Manager Commercial PT. Lucky Print Abadi, Uhandanny menambahkan saat ini brand-brand tanah air yang menggunakan tekstil lokal terus berkembang. Semisal berkolaborasi dengan desainer untuk menghasilkan produk yang menarik. Setidaknya ada tiga hal yang membuat desainer menggunakan tekstil lokal. Di antaranya karena bisa dibeli dalam kuantitas yang lebih kecil.
"Harga, kualitas dan iklim middle class," ucapnya.
Menurutnya, harga yang lebih murah ketimbang produk tekstil impor membuat para desainer beralih. Selain itu bahan juga bisa dibeli dalam kuantitas kecil.
"Kualitas tekstil lokal juga tak kalah bagus dengan impor. Meski di sisi lain daya beli sedang turun namun kelas menengah atu middle class saat ini sedang mengalami kemajuan. Sehingga kelas menengah adalah pasar paling utama," ungkap dia.