REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Event Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) digelar untuk ke-9 kalinya. Acara di alun-alun Kota itu resmi dibuka Senin (28/8) malam. Diharapkan, kegiatan ini mampu mengangkat Kota Mangga ini sebagai rujukan wisatawan setiap tahunnya dengan jadwal yang sudah bisa dipastikan.
Selama sepekan, masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung akan dihibur berbagai kesenian lokal di alun-alun kota. Tak hanya itu, berbagai kegiatan akan digelar diantaranya Sapi Brujul. Kompetisi para petani ini hampir sama dengan karapan sapi di Madura. Hanya saja untuk Sapi Brujul karena balapannya merupakan areal persawahan yang penuh air dan lumpur. Jadi nampak lebih ekstrem balapan ini. Tak heran bila jokinya juga belepotan lumpur.
‘’Jadi event Semipro ini merupakan bagian rangkaian sebulan penuh kunjungan wisata dan pesta budaya Kota Probolinggo, yang akan berakhir pada 4 September mendatang,’’ kata Kepala Dinas Budaya, Pemuda, dan Olahraga Kota Probolinggo, Agus Efendi, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (30/8).
Menurut Agus, pelaksanaan kegiatan selama sebulan penuh itu ingin mencontoh Pesta Kesenian Bali (PKB) yang juga berlangsung penuh sebulan pada Juni-Juli lalu. "Tapi kalau di Bali kan terpusat, dan semuanya merupakan tampilan kesenian sanggar-sanggar tari dan kesenian di Bali. Nah, tidak ada salahnya kami meniru seperti itu,’’ ujarnya.
Hanya saja, kata Agus, karena Probolinggo tidak seperti Bali, maka acara kesenian budaya tidak bisa dipusatkan di satu tempat, tapi dipola dalam berbagai kegiatan terpisah seperti karapan Sapi Brujul, karapan wedus (kambing). Sedangkan kegiatan kesenian tarinya dipusatkan di di alun-alun. "Jadi selama sepekan ini, masyarakat maupun wisatawan bisa datangi alun-alun kota, di situ akan ada berbagai kesenian lokal Probolinggo,’’ ujarnya.
Kesenian lokal Probolinggo yang diusung pada arena Semipro ke-9 itu diantaranya Tari Lengger, Tari Jaran Bodhag, ludruk Probolinggo, campursari, keroncong, jazz, dan reggae, dan ska. Semua itu terpusat di alun-alun selama sepekan ini. Tari Jaran Bodhag sudah tampil pada pembukaan Senin malam, bersamaan dengan tampilnya Kumayl Mustafa Daood, vokalis dari grup musik Debu. Namun tari ini akan ditampilkan lagi pada sepekan ke depan.
Tak hanya itu, Semipro ini juga menampilkan kesenian dan budaya multi etnis. Diantaranya akan tampil pula musik balasik dari Jember, hadrah terbaik dari Kota Probolinggo, dan fesyen busana Muslim untuk mewakili kesenian Timur Tengah. Untuk mewakili kesenian dan budaya Cina, diantaranya akan tampil seni bela diri Wushu, seni Tari Liong, dan barongsai. Semuanya akan ditampilkan di alun-alun sampai 4 September mendatang.
Terkait dengan pelaksanaan hari besar Idul Adha pada 1 September, Agus mengatakan akan diisi dengan pengajian akbar yang mendatangkan Prof Hambali dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Para pengunjung selain menikmati sajian kesenian, juga bisa menikmati stan kuliner yang terletak di sisi kanan kiri panggung. Panitia juga menyiapkan 50 stan kuliner, dan stan pameran dari Kadin, UMKM, stan gabungan hotel di Kota Probolinggo dengan sajian kuliner khasnya.
Selain acara pesta budaya dan kesenian terbuka untuk umum, panitia juga menyelenggarakan acara khusus untuk undangan terbatas. Yakni bagi muspida, tokoh masyarkat, dan media untuk menyaksikan pagelaran jazz di taman mangrove.
Acara itu akan dilaksanakan pada 3 September. "Ya karena tempatnya terbatas, maka undangan juga terbatas, tempatnya di taman mangrove di atas air laut dan beratap tenda,’’ kata Agus. Menurut Agus, acara jazz taman mangrove itu akan menampilkan sejumlah musisi dari Jakarta dan Surabaya serta lokal Probolinggo. Yang dari Jakarta dipastikan hadir Glenn Fredly.
Sebenarnya geliat wisata Kota Probolinggo tampak begitu kreatif. Sadar dengan wilayah terbatas dibandingkan dengan Kabupaten Probolinggo, maka banyak destinasi wisata yang terbilang baru muncul dalam dua tahun terakhir. Seperti taman mangrove, yang bersebelahan dengan patung Kuda Troya ala Probolinggo yang disebut dengan Cipta Wilaha.
Ukuran kuda Troya Cipta Wilaha yang terletak di Kelurahan atau Kecamatan Mayangan ini memang hampir menyerupai kuda Troya Yunani (Trojan Horse) ukuran yang di Probolinggo cukup fantastik, sekitar 15 x 9 x 6 meter, patung kuda ini nampak kokoh di atas permukaan laut. Bagi mereka yang hobi swafoto, tampaknya kuda Troya ala Probolinggo ini layak untuk didatangi.
Menpar, Arief Yahya, menyebut kegiatan seperti Probolinggo itu bagus untuk dipromosikan melalui media sosial. Seperti Sapi Brujul di arena balapan berlumpur itu pasti atraktif dan bisa menjadi objek fotografi yang menarik. "Ini persis dengan Pacu Jawi yang ada di Tanah Datar, Sumbar," kata Arief.
Sama-sama dilakukan di lapangan basah dan penuh lumpur. Berbeda dengan karapan sapi di Madura yang lahannya kering. "Jadi lebih seru dan bagus untuk fotografi," ujarnya.
Pacu Jawi sendiri telah ada sejak ratusan tahun lalu, yang pada awalnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petani selepas musim panen untuk mengisi waktu luang sekaligus menjadi sarana hiburan bagi masyarakat setempat.