REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata Halal sudah menjadi tren saat ini. Banyak negara dengan mayoritas penduduk non muslim mulai menyediakan paket-paket perjalanan menarik ke negaranya dengan konsep tersebut demi meningkatkan kunjungan wisatawan ke negaranya.
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia tak mau ketinggalan. Bahkan Indonesia lebih beruntung karena sudah memiliki beberapa destinasi wisata yang disiapkan untuk menarik wisatawan muslim dunia.
"Saat ini Indonesia sudah menjadi destinasi wisata halal karena memiliki populasi muslim terbesar. Kedua, budaya masyarakatnya sesuai dengan karakteristik wisata halal. Kemudian, stakeholder mulai sadar dengan pentingnya wisata halal," ujar Riyanto Sofyan selaku Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kementerian Pariwisata di Jakarta, belum lama ini di Hotel Park Lane.
Meski demikian bukan berarti hal tersebut tidak memiliki tantangan. Diakui oleh Riyanto, tantangan yang masih berat dirasakan terletak di pasar. "Kecenderungan melihat ini bukan pasar yang besar. Kedua, karena merasa sudah halal, tidak mau belajar lagi secara detail," kata dia.
Padahal, menurut dia, hal tersebut sudah merupakan hal yang concern digarap oleh negara tetangga. Seharusnya Indonesia yang merupakan mayoritas Muslim sudah bergerak ke arah sana. "Meski sudah merasa halal, bukan seperti itu yang dicari oleh wisatawan Muslim," tambah dia.
Untuk mencapai target tahun 2019 untuk wisman Muslim sebesar lima juta kunjungan dan untuk wisnus Muslim sebesar 242 juta, diperlukan pengembangan aspek pemasaran, destinasi dan kelembagaan. 10 destinasi halal yang telah ditetapkan (Aceh, Sumatra Barat, Riau & Kep Riau, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Lombok NTB dan Sulawesi Selatan) diharapkan dapat memetakan potensi dan strategi pengembangan destinasi menyasar segmen halal di daerahnya.