Senin 28 Aug 2017 10:37 WIB

Suasana Mataraman Warnai Halal Bihalal di Batam

Gamelan
Gamelan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bahasa Jawa Kromo Hinggil yang halus, tari gambyong yang lembut gemulai, dan gamelan khas Mataraman mewarnai Dataran Engku Putri, Batam Center, Ahad (27/8). Paguyuban Wargo Jowo (Punggowo) di Kepri seolah menemukan habitatnya aslinya. 

Para tamu mengenakan busana Nusantara dengan blangkon, iket, beskap, dan keris yang sangat Jawa. Seolah sedang berada di Yogyakarta atau Solo, meskipun acara Halal bi Halal itu digelar di Batam, Kepri. 
 
Buat orang yang pernah mengalami masa kecil di Jawa Tengah, Kawa Timur, Jogja, acara kumpul bareng itu mirip bernostalgia. Lagu-lagu pop dangdut campursari yang biasa dipopulerkan Didi Kempot pun semakin mengingatkan memori mereka, yang sudah hidup merantau jauh dari kota aslinya. 
 
Sukses, kegiatan itu memecahkan dua Rekor Muri - Museum Rekor Dunia Indonesia. Pertama, Rekor Muri acara Punggowo ini menjadi Halal Bi Halal dengan jumlah peserta terbanyak, sekitar 140 ribu pasang mata. Tahun lalu masih di 137.000 orang. 
 
Kedua, rekor Muri buat pagelaran kesenian dalam jumlah terbanyak dalam satu kegiatan. Rekor itu disahkan oleh Perwakilan Rekor Muri Indonesia, Andre Purwandono.
 
"Kalau pagelaran seni, tahun 2017 ini memang mementaslan kesenian terbanyak dalam satu event," ujar Andre. 
 
Tidak hanya Halal Bihalal, kegiatan yang rutin dilakukan sejak tahun 2004 silam ini juga diisi dengan pementasan dari 68 grup kesenian daerah dan bazar kuliner. 
 
Berbagai kelompok kesenian tradisional akan menggelar pentas sejak Ahad pagi. Siangnya, ada kirab tamu undangan dan fashion carnival yang menghadirkan perwakilan dari berbagai kota seperti Jember, Solo , Kendal, Semarang, Jakarta, Bandung dan beberapa kota lainya.
 
Fashion Carnival ini akan menunjukkan karya seni fashion dengan tema Archipelagowear Carnival, Artwear Carnival serta Herowear Carnival. Juga tari tradisional Jawa untuk mengingatkan peserta akan kampung  leluhurnya seperti Tari Gambyong, Topeng Ireng, Barongan, Tari Gedrug Buto dan tentunya Reog Ponorogo juga akan jadi pembeda. 
 
Meski sebagai bagian dari acara halal bihalal, tidak sedikit pula wisatawan yang akan hadir di acara ini. Termasuk para TKI dari Singapura dan Malaysia yang akan menyeberang ke Batam. Pemantiknya adalah, dalam acara ini juga dihadirkan ragam kesenian dan makanan khas dari kampung halaman. 
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik terselenggaranya acara berbasis budaya ini. Ia mengatakan, silaturahmi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi masyarakat Indonesia. Sehingga acara halal bihalal dengan menampilkan paguyuban budaya seperti ini perlu untuk terus dijaga. 
 
“Ini bisa menjadi atraksi budaya yang menarik wisatawan. Kalau 140 ribu orang berkumpul, itu luar biasa. Budaya itu semaki dileatarikan, semakin mensejahterakan," kata Menpar Arief Yahya. 
 
Sebagai pembuka, ditampilkan tarian selamat datang Melayu dengan memberi sirih kepada Sesmenpar Ukus Kuswara yang hadir mewakili Menpar Arief Yahya. Juga Gubernur Kepri Nurdin Basirun yang duduk di kursi terdepan, berhadapan dengan panggung megah di lapangan itu. 
 

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement