REPUBLIKA.CO.ID, PENGALENGAN -- Anda hobi maraton? Tapi bosan maraton di jalan raya? Nah, bila ingin maraton yang unik, kosongkan jadwal pada 15 Oktober 2017. Ada West Java Eco Marathon (WJEM) yang bisa dinikmati.
Di sini, pelari bisa merasakan sensasi maraton dengan nuansa berbeda. West Java Eco Marathon memang diset tak biasa. Rutenya dibuat semenarik mungkin. Selain maraton, peserta diajak berpetualang di tengah alam yang indah. Dari mulai bukit, Perkebunan Teh Malabar, Kertamanah, dan Cinyiruan, sungai, danau, kebun sayuran, desa dan permukiman, hingga area Geothermal Wayang Windu di Pangalengan, Jawa Barat, semua bakal dilewati.
"Mudah-mudahan keunikan ini menjadi daya tarik tersendiri, daya tarik dalam arti kita juga memperkenalkan keindahan alam Jawa Barat, " ujar Ketua Panitia WJEM 2017, Ihsan, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/8).
Sebagai eco maraton, WJEM memasukan faktor zero waste, biodegradable, dan emission minimize. Artinya, dalam kegiatan ini tidak akan dipakai botol plastik melainkan gelas kertas atau bahan-bahan yang mudah terurai. WJEM bukan hanya mengenalkan konsep green sport dan promosi pariwisata, tapi juga mengampanyekan kelestarian lingkungan hidup dengan memasukkan ketiga faktor tadi.
"Dalam eco maraton ini tidak akan dipakai botol plastik melainkan gelas kertas atau bahan-bahan yang mudah terurai, juga tidak ada sepeda motor berbahan bakar, tapi akan digunakan sepeda listrik yang ramah lingkungan. Selain itu juga menggabungkan sport dan tourism, pada setiap spot para peserta lari bisa melihat keindahan alam dan berfoto di sana," ujar Ihsan.
Pelari kateogri 5K akan melewati Lapangan Tanara Malabar – Jalan Raya Pintu Malabar – Makam Boscha – Bukit Sipon dan garis akhir di Lapangan Tanara Malabar. Sementara pelari kategori 10K akan melewati Lapangan Tanara Malabar – Jalan Raya Pintu Malabar – Makam Boscha – Jalan Malabar Wisma Melati – Gunung Nini – Jalan Pintu Malabar – Lapangan Tanara Malabar. Untuk pelari kategori 21K akan digiring melewati Lapangan Tanara Malabar – Jalan Raya Pintu Malabar – Makam Boscha – Jalan Malabar Wisma Melati – Gunung Nini – Jalan Pasir Malang – Gunung Cupu – Kampung Baru – Jalan Palayangan – Peternakan Ultra Jaya Alba – Jembatan Cinta Cileunca – Jalan Desa pulosari – Jalan Desa Margaluyu – Jalan Pintu Babakan – Jalan Pintu Malabar – Lapangan Tanara Malabar.
Sedangkan kategori 42K akan melewati jalur Lapangan Tanara Malabar – Jalan Raya Pintu Malabar – Makam Boscha – Jalan Malabar Wisma Melati – Gunung Nini – Jalan Pasir Malang –Gunung Cupu – Kampung Baru – Jalan Palayangan – Peternakan Ultra Jaya Alba – Jembatan Cinta Cileunca – Jalan Desa pulosari – Jalan Desa Margaluyu – Jalan Desa Marga Mukti – Jalan Perkebunan Kertamanah – Jalan Cinyiruan – Kertamanah Geothermal – Jalan Desa Wanasuka – Jalan Pintu Malabar – Lapangan Tanara Malabar.
"Kombinasi jenis track ini memadukan track jalan raya, road track, dengan track trial maraton. Kalau trial jelas kan ada jalan berbatu, jalan setapak, jalan rumput, naik dan turun,” ujar Ihsan.
Untuk mencegah kerusakan lingkungan, panitia akan menyediakan slot bagi 3.000 sampai 3.500 pelari yang terdiri dari nomor 42k sebanyak 500 orang, nomor 21k sebanyak 1.000 orang, nomor 10k sebanyak 1.000 orang, dan nomor 5k sebanyak 1.000 orang. “Kita akan berusaha untuk mengundang semua provinsi yang ada hubungan persaudaraan sister city, semisal Shizuoka dari Jepang, Guangxi , Sichuan, Chongqing, dan Heiliongjiang. Dari Rusia, Sousmassa dari Maroko, dari Sudan, Korea juga Incheon, dan lain-lain," ujarnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi kegiatan WJEM 2017 yang baru pertama kali digelar ini. Menpar pun mengajak netizen berpartisipasi di kegiatan lintas negara.
"Saya mengenal Pengalengan. Instagrammable banget, sangat pas buat sambil ikut lomba, bisa ambil foto dan langsung upload. Sebarkan keindahan dan pesonanya. Karena itu, saya rekomendasi untuk ikut lari West Java Eco Marathon ini," kata dia.