Sabtu 26 Aug 2017 15:27 WIB

Indonesia Bidik 3 Kota di Cina Kembangkan Wisata Halal

Umat Islam di Masjid Niujie Beijing, Cina berkumpul menjelang buka bersama, Jumat (2/6).
Foto: Damir Sagolj/Reuters
Umat Islam di Masjid Niujie Beijing, Cina berkumpul menjelang buka bersama, Jumat (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan brand Wonderful Indonesia terus menggoda wisatawan mancanegara. Kali ini, Kemenpar membidik tiga kota Sales Mission yaitu Xi'an, Yinchuan, dan Beijing di Cina. Sales Mission adalah kegiatan menjemput bola dalam bentuk misi penjualan dengan mempertemukan penjual Indonesia dan pembeli international, wholesellers dan agen travel.

Dengan melibatkan sembilan penjual dari Indonesia dan menggandeng 60 pembeli Cina di tiap kota betujuan untuk mengembangkan wisata halal di sejumlah destinasi di Indonesia sejak 4 hinggga 7 September 2017.

Wisata halal di Cina? Mungkin Anda akan mengernyitkan dahi saat mendengar kalimat itu. Soal pilihan ketiga tadi,  Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, mempunyai alasan kuat. Selain Beijing  yang merupakan ibu kota negara Cina yang populasi Muslim-nya cukup besar, juga Yinchuan, ibu kota Ningxia Hui ini sebesar 34 persen dari 6,32 juta warga daerah otonom itu beragama Islam.

Untuk Xian, memang belum sepopuler kota-kota besar di Cina, seperti Beijing, Shanghai dan lainnya. Namun bagi traveler Muslim, Xian sangat terkenal. Islam diperkirakan sudah masuk ke Kota Xian pada sekitar abad ke-7. Buktinya, sudah ada Great Mosque Xian yang berdiri sejak 742 masehi. Islam masuk ke Xian dari para pedagang Arab dan Persia. Selain itu strategi untuk menggaet wisatawan Muslim dari Cina itu juga melihat sejarah masa lalu, di mana relasi Islam Indonesia dan Cina sudah terjalin sejak abad ke-15.

Industri wisata halal sedang marak di Indonesia. Banyak daerah di Indonesia yang sedang membangun berbagai macam aturan, sarana, dan fasilitas, pendukung lain, untuk mewujudkan berdirinya sebuah kawasan wisata halal yang memadai. Salah satunya adalah Lombok yang menjadi salah satu tulang punggung Indonesia dalam industri wisata halal. Lombok pernah menyabet penghargaan World Halal Travel Awards pada 2015 lalu, di mana dua penghargaan diraih sekaligus World Best Halal Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.

Bukan hanya Lombok,  Sumatra Barat dan Aceh juga menjadi ujung tombak dalam industri wisata halal. Pada penghargaan World Halal Travel Awards 2016, Sumbar dan Aceh berhasil menyabet penghargaan, Sumbar mendapatkan dua penghargaan sekaligus, World Best Halal Culinary dan World Best Halal Destination. Sedangkan, Aceh menyabet predikat World Best Halal Cultural Destination.

"Ini yang akan kita tawarkan dalam Sales Mission ini, selain tentunya juga ada tiga daerah Indonesia yang juga akan jadi unggulan dalam program Sales Mission ini Great Bali, Great Jakarta, serta Great Batam. Acara ini mendapat dukungan dari KBRI Beijing dan Garuda Indonesia," ujar Pitana dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/8).

Data dari Kementerian Pariwisata menyebutkan, sejak 2013 hingga 2016, pertumbuhan wisata halal cukup signifikan. Ada kenaikan hingga 15,5 persen, sedangkan unjungan wisatawan Cina ke Indonesia terus meningkat jumlahnya di mana pada 2016 lalu, pertumbuhan kunjungan wisatawan Cina naik 27 persen, menjadi 1.452.971 orang.

"Tahun ini, di 2017, pemerintah menargetkan adanya kunjungan wisatawan Cina di angka 2.057.000 orang. Sales Mission ini sebagai salah satu program yang diharapkan bisa membantu Kemenpar dalam mencapai pencapaian target wisman tersebut," ujarnya.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, menyebut Pasar Cina itu potensial untuk dikembangkan dan meminta agar wisata halal diposisikan sebagai bisnis. Dia menilai, segmen wisata ini dapat mendulang banyak keuntungan bagi ekonomi Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim.

Dari target 15 juta wisatawan asing di 2017, pemerintah menargetkan 20 persennya dikontribusikan dari segmen wisata halal. Angka ini masih lebih kecil dari jumlah turis pariwisata halal Thailand yang mencapai 6 juta orang, Malaysia 5 juta orang, dan Singapura 4 juta orang.

“Thailand mayoritasnya non-Muslim, tapi mereka bisa memposisikan bisnis mereka untuk wisatawan Muslim,” ujar Arief.

Di 2019, ditargetkan turis wisata halal dapat mencapai seperempat dari target total 20 juta wisatawan mancanegara. Apalagi, angka belanja turis wisata halal termasuk besar yaitu antara 1.500 sampai 1.700 dolar AS per kapita per hari. Jumlah tersebut lebih besar dari rata-rata belanja wisata asing sebesar 1.200 dolar AS per kapita per hari. “Kita menjual destinasi yang menarik. Dan jangan lupa, Indonesia sudah diakui sebagai tempat wisata halah didunia. Berwisata ke Indonesia tidak akan rugi,” ujarnya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement