Jumat 25 Aug 2017 15:57 WIB

Perempuan Hanya Pakai Lima Baju Favorit

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
Pakaian yang tergantung di lemari terkadang terkesan tidak cukup, coba bersikap kreatif agar tampilan bisa tetap gaya tanpa harus belanja baju baru.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pakaian yang tergantung di lemari terkadang terkesan tidak cukup, coba bersikap kreatif agar tampilan bisa tetap gaya tanpa harus belanja baju baru.

REPUBLIKA.CO.ID, Lemari sebagian kaum hawa bisa jadi dipenuhi aneka pakaian berbagai gaya dan warna. Tetapi, menurut studi yang dilakukan organisasi nirlaba Inggris Oxfam, sehari-harinya para perempuan hanya memilih lima setelan favorit yang dipakai bergantian.

Sementara, sebagian besar kaus, jins, dan gaun yang mereka miliki amat jarang dipakai. Dua per tiga dari responden perempuan yang tidak disebutkan jumlahnya mengakui bahwa sepertiga dari baju mereka malah sama sekali tidak pernah dipakai.

Sebagian besar perempuan diketahui hanya memadu-padankan setelan dari satu jins favorit, empat kaus, dan tiga jumper atau cardigan. Mayoritas pasti memiliki satu celana hitam dan tujuh dari 10 perempuan selalu memakai satu gaun yang sama untuk acara spesial.

Juru bicara Oxfam Fee Gilfeather mengatakan, faktor kenyamanan menjadi dasar utama kebiasaan tersebut. Sama halnya dengan pria di mana setengah jumlah dari 1.000 laki-laki mengakui tidak memakai 30 persen pakaian yang ada di lemari.

Studi juga menjumpai bahwa sepersepuluh perempuan cenderung memakai pakaian yang membuat mereka sering dipuji. Banyak pula responden yang mengakui bahwa mereka punya banyak pakaian yang dibeli dalam ukuran salah (73 persen perempuan dan 60 persen laki-laki).

Pria memiliki tiga setelan busana kerja yang sering mereka padu-padankan dan rata-rata empat setel untuk perempuan. Bedanya dengan kaum hawa, para pria tidak ambil pusing memikirkan apa kata orang jika mereka memakai baju sama berulang kali.

"Ada banyak uang yang sebenarnya bisa didapatkan dengan memilah pakaian yang tidak digunakan. Barang tak terpakai juga dapat didonasikan dan diubah menjadi sumbangan air bersih bagi mereka yang membutuhkan," kata Gilfeather, dikutip dari laman Daily Mail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement