REPUBLIKA.CO.ID, MAUMERE -- Maumere menjadi incaran rute 58 yachter internasional. Pada 24 hingga 26 Agustus 2017, puluhan yacht (kapal layar) ini datang ke Maumere sebagai bagian dari tradisi acara layar internasional tahunan melintasi lautan Indonesia bertajuk Wonderful Sail 2 Indonesia 2017.
"Usai menyinggahi Wakatobi, peserta reli ini akan kembali berlayar dan akan singgah di Maumere selama tiga hari. Nantinya sebelum menjelajahi pulau indah lain di Indonesia," kata organizer Wonderful Sail 2 Indonesia, Raymond Lesmana, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/8).
Raymond menyebut sedikitnya 58 kapal tanpa mesin tersebut berasal dari berbagai negara itu berlayar dari persinggahan sebelumnya, Wakatobi, menuju Maumere. Totalnya akan mencapai 70 kapal layar karena akan bertambah setelah dari Wakatobi. "Yacht-yacht ini membawa sedikitnya 150-an turis mencanegara yang berasal dari beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Spanyol dan Prancis,” ujarnya.
Selama tiga hari, seluruh peserta konvoi kapal yatch ini secara bertahap akan masuk ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka dan akan diterima secara resmi oleh pemerintah daerah pada 24 Agustus 2017. Pemerintah Kabupaten Sikka yang didukung Kementerian Pariwisata telah menyiapkan berbagai atraksi budaya untuk menyambut peserta konvoi kapal-kapal layar yang singgah di Maumere tersebut. "Kami akan sambut dengan gala dinner pada tanggal tersebut, bertempat di pantai Sea World Waiara, ” kata Bupati Sikka, Yoseph Ansar Rera.
Dia mengatakan kedatangan kapal yacht ini sangat mengangkat citra Maumere sebagai destinasi wisata minat khusus ke dunia internasional. Ini sekaligus mempromosikan wilayah Nusa Tenggar Timur (NTT) ke tingkat internasional sebagai destinasi wisata yang membanggakan.
Soal keindahan, Yoseph memang tak perlu khawatir. Rute yang dilalui puluhan yachter ini sangat eksotis. Sejak berangkat dari Opua di New Zealand pada awal Juli, puluhan yachter ini masuk ke Indonesia via Papua Nugini. Dari Royal Papua Yacht Club di Port Moresby di Papua Nugini, kapal berlayar dan memasuki perairan Indonesia dan telah mengeksplore beberapa persinggahan seperti Debut (23 hingga 27 Juli), Banda (30 Juli hingga 2 Agustus), Buru Selatan (5 hingga 8 Agustus), Buton Utara (11 hingga14 Agustus) dan terakhir Wakatobi (16 hingga 19 Agustus).
Rute selanjutnya, para peserta reli akan menyisir dan singgah di Maurole Pulau Buru (27 hingga 30 Agustus) dan Riung (1 sampai 4 September) dan singgah di Labuan Bajo (4 sampai 7 September). Labuan Bajo merupakan kawasan destinasi prioritas dan akan menikmati petualangan melihat binatang purba Komodo
Peserta kemudian akan berlayar menuju Lombok Utara (10 hingga 13 September) dan Lovina Bali (16 hingga 19 September). Kemudian kapal-kapal tersebut juga akan menambatkan jangkarnya di daratan Kalimantan yaitu Kumai, Kotawaringin Barat (22 hingga 25 September).
Usai Kutai berlanjut ke Belitung (27 hingga 30 September), Parai Beach (2 hingga 5 Oktober), Penuba (7 sampai 10 Oktober), Benan (11 hingga 14 Oktober) dan petualangan reli akbar akan berakhir di Tanjung Pinang pada 16 hingga 20 oktober.
Potensi besar ini tak dibiarkan berlalu begitu saja oleh Kementerian Pariwisata. Lewat Sail 2 Indonesia ini, Kemenpar makin percaya diri untuk menarik kunjungan 1.000 yacht tahun ini. “Selain itu juga membangun segitiga yacht dan cruise antara Sabang-Langkawi-Phuket, tiga negara dalam satu aktivitas sailing, Kemenpar juga ikut menyiapkan program reli layar kapal yacht. Pariwisata itu border less. Semua harus saling support,” ujarnya.