REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yakin bahwa animo berwisata ke Indonesia semakin kencang. Dari data terkini, hingga 21 Agustus 2017, sudah lebih dari 1 juta wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia.
"Makin optimis," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/8).
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hingga Juni 2017 mencapai 6,48 juta kunjungan. Jumlah tersebut naik 22,42 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang berjumlah 5,29 juta kunjungan.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M) Kemenpar, I Gde Pitana, mengatakan, dengan jumlah tersebut pihaknya optimistis target 15 juta wisatawan pada 2017 yang ditetapkan Presiden Joko Widodo dapat tercapai. “Pertanyaanya apakah akan tercapai target tersebut? Tercapai. Karena biasanya di semester dua akan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wistawan sekitar 55 persen, dibanding semester pertama yang hanya 45 persen,” ujarnya.
Pitana menyebut, jumlah kunjungan wisman di semester I jika ditambah dengan proyeksi jumlah yang sama pada semester berikutnya maka akan berjumlah sekitar 13 juta kunjungan.“Kedua, data BPS untuk PLB (pos lintas batas) masih bersifat sementara, sedangkan datanya cukup besar sehingga jika ditambah angka 13 juta, optimis pencapaian 15 juta akan sesuai target,” kata Pitana.
Belum lagi dengan banyaknya momen besar wisata yang biasanya dimanfaatkan wisman seperti tahun baru Cina dan lainnya. Pitana mengatakan, pertumbuhan pariwisata Indonesia saat ini mencapai 18 persen, bahkan pada Juni peningkatannya di atas 22 persen. Pertumbuhan itu sangat tinggi dibanding pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya 4 persen. Bahkan Presiden Joko Widodo, kata dia, mengapresiasi capaian tersebut dengan menuliskannya langsung di media sosial Facebook miliknya.“Ini yang buat kami optimis target tersebut akan tercapai,” kata dia. Belum lagi melihat pertumbuhan wisman di lima pasar utama. Cina misalnya sepanjang Januari hingga Juni jumlah kunjungan wismannya naik 45 persen.
Begitu juga dengan pasar lainnya seperti Australia dan India yang mulai menunjukkan peningkatan. Hanya pasar Singapura dan Malaysia yang stagnan. “Cina istimewa jumlahnya besar dan growth-nya besar. Dan ini menambah optimisme saya, apalagi banyak airlines yang akan menambah penerbangan,” ujar Pitana.
Untuk itu program-program yang telah dicanangkan Kemenpar akan terus digenjot, terutama dalam melakukan penjualan ke negara-negara sasaran utama. “Kita sudah kerja sama dengan 10 media online dengan target 21 juta klik. Demikian juga di media cetak, elektronik, dan media ruang,” kata Pitana.
“Media ruang ini mungkin yang paling kecil anggarannya, tapi apresiasinya luar biasa, seperti penempatan Wonderful Indonesia di Time Square, bus-bus di ITB Berlin dan yang sekarang lagi hits adalah di kapal-kapal di Perth,” ujar Pitana.
Untuk menggenjot kunjungan wisman Singapura dan Malaysia ke Indonesia yang stagnan, Kemenpar akan menjalankan konsep Promosi Wonderful Indonesia (PWI) Terpadu Cross Border Batam Bintan yang diluncurkan beberapa waktu lalu. Program ini merupakan salah satu bentuk kerja sama Kemenpar dengan industri aksebilitas (ferry), pemerintah daerah, industri pariwisata terkait di Batam, Bintan, Singapura, dan Malaysia (Johor) dengan membuat paket-paket perjalanan dengan harga terjangkau yang tidak akan bisa ditolak wisatawan. “Paket-paket dengan harga terjangkau itu jangan diartikan Indonesia itu murah, tapi kita melakukan bundling sehingga tetap bagus untuk dijual dengan value yang bagus juga,” kata Pitana.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan untuk mencapai target yang ditetapkan Presiden, tentunya tidak bisa menjadi tugas Kemenpar semata. "Konsekuensinya kalau itu target Presiden Republik Indonesia, maka seluruh kementerian atau lembaga wajib mendukung. Apa saja yang diputuskan oleh Presiden langsung ditindaklanjuti di tingkat kementerian secara incorporated. Atau yang sering saya sebut sebagai Indonesia Incorporated,” ujar Arief.
Dia bersama Presiden adalah orang-orang yang yakin bahwa ekonomi kreatif termasuk pariwisata di dalamnya akan menjadi koor ekonomi bangsa. “Jadi beruntunglah, karena Presiden kita commited terhadap pariwisata. Kita harus gunakan momentum yang sangat baik ini membangun pariwisata,” kata dia.