Rabu 23 Aug 2017 14:24 WIB

Kemenpar Ajak Jurnalis Jepang Berlibur di Labuan Bajo

Ksatria Caci memperagakn gerakan khas Tari Caci di Pesisir Labuan Bajo Mangarai, NTT.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Ksatria Caci memperagakn gerakan khas Tari Caci di Pesisir Labuan Bajo Mangarai, NTT.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengimplementasikan strategi familiarization trip atau bisa disebut dengan fam trip. Kali ini, Kemenpar bersama dengan Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Osaka menggelar fam trip untuk jurnalis dari Jepang ke Bali dan Labuan Bajo pada 21 hingga 25 Agustus.

 

Terdapat enam media ternama dari Jepang yang diundang ke Bali dan Labuan Bajo. Mereka akan diajak mengeksplorasi keindahan alam dan kekayaan budaya di sana untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Jepang. "Sebanyak enam orang dari media besar di Jepang, mereka akan merasakan dan melihat untuk mereka tulis dan beritakan di negaranya. Para jurnalis ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan awareness dan timbulnya keinginan untuk berwisata," ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/8).

Pitana menyebut, famtrip kali ini akan diset untuk menciptakan pemberitaan perjalanan wisata, di mana Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi prioritas pariwisata di Indonesia. Labuan Bajo juga menjadi destinasi kelas dunia, di mana para artis dan tokoh dunia sudah pernah menyambangi pulau yang ada Komodo di dalamnya.

Dia mengatakan ketika para jurnalis Jepang sudah merasakan, mereka bisa menceritakan, dan menulis dengan lebih gamblang dan tidak mengecewakan pembaca. "Mereka bisa menuliskan tentang Komodo hewan langka yang ada di Indonesia dan kita berani begitu karena alam atau nature kita memang world class. Tidak perlu diragukan kalau atraksi alamnya," ujar Pitana.

 

Pada hari pertama di Bali, peserta akan diajak makan malam ditemani pemandangan matahari terbenam di sekitar Pantai Jimbaran. Hari kedua, ada agenda menjelajah Nusa Penida melalui Sanur. Sorenya, mereka menikmati matahari terbenam di Angels Billabong dan Pasih Uug. Di hari ketiga, peserta akan terbang dari Bali menuju Labuan Bajo. Sesampainya di Labuan Bajo para jurnalis asal Negeri Sakura itu akan menjajal keindahan Bukit Cinta, dan sore harinya menikmati matahari terbenam di salah satu restoan yang cukup beken di Labuan Bajo.

 

Di hari keempat para peserta akan live on board (LOB) dari Labuan Bajo menuju Pulau Padar, Pantai Pink, Pulau Kanawa, dan akan singgah di Pulau Komodo. Para jurnalis juga akan dibawa melihat hewan langka endemik dari Indonesia itu. Selain ke tempat wisata, selama di Bali dan Labuan Bajo, para jurnalis akan menikmati santapan kuliner Khas Bali dan Labuan Bajo. ”Kami tidak menyuguhkan makanan Jepang, agar para Jurnalis itu bisa merasakan cita rasa dan pedasnya sambal mata khas Bali,” kata Pitana.

 

Lantas mengapa jurnalis Jepang yang dipilih? Alasan utamanya, Jepang saat ini menjadi fokus wisman yang akan digenjot pemerintah. Pasalnya wisatawan Jepang yang dulunya berada di peringkat kedua terbanyak memasok turis ke Bali, kini melorot berada di urutan ke lima.

"Walaupun masyarakat Jepang ke Bali meningkat 2,41 persen menjadi sebanyak 112.065 orang selama semester I 2017. Dibanding semester yang sama tahun sebelumnya hanya 109.424 orang, karena negara lain meningkat lebih besar, maka ini akan terus kami genjot," ujar Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar, Jemadu Vinsensius.

 

Menpar, Arief Yahya, sendiri menilai fam trip ini menjadi momentum untuk membuktikan kepada para masyarakat Jepang melalui pemberitaan-pemberitaan para jurnalis bahwa Bali yang menjadi top destination versi TripAdvisor dan Labuan Bajo yang memiliki destinasi berkelas dunia merupakan lokasi yang aman, nyaman dan indahnya bukan main.

 

“Kita akan terus membangun industri pariwisata dan menjadikan negara-negara Asia, khususnya Jepang sebagai salah satu pasar utama wisatawan ke Indonesia dan melakukan berbagai upaya pembangunan industri pariwisata," ujarnya.

 

Menurut dia, fam trip dapat mendatangkan endorser pariwisata, pelaku bisnis pariwisata, media, itu penting untuk serangan udara, efektif mempengaruhi opini publik traveler. Karena itu, harus menggunakan media Jepang yang dibaca oleh masyarakat di sana," kata Arief.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement