REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Indonesia Diaspora ke-4 Global Summit di Grand Ballroom Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, resmi dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Acara dimulai dengan pembacaan deklarasi peserta Kongres Diaspora menggunakan 14 bahasa.
Dalam sambutannya, JK, sapaan akrabnya, meminta diaspora membantu mengembangkan potensi Indonesia dari semua sektor termasuk pendidikan, kebudayaan, tenaga kerja, dan dunia usaha. Mengenai pariwisata, JK sempat melontarkan ajakan pada para menteri dan diaspora untuk mempromosikan destinasi wisata alam di Malino, Gowa, Sulawesi Selatan. JK ingin menjadikan kawasan konservasi alam Malino, Kabupaten Gowa sebagai destinasi wisata baru di Pronvinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Ayo, nanti sama-sama ke Malino, kita tingkatkan pariwisata Indonesia," ujar JK dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/8).
Dia lantas teringat pada pesan mendiang Presiden Amerika Serikat, John F Kenndy. "Jangan selalu berpikir, apa yang sudah didapatkan dari negara, tapi apa yang sudah dilakukan untuk negara," kata dia. Pesan tersebut mengandung makna agar diaspora di Indonesia, sebagai aset negara selalu berinovasi memajukan Indonesia dengan ilmu dan pengetahuan dari luar negeri. Dia mencontohkan, bagaimana peran diaspora membangun negara, seperti Singapura dan Cina di mana diaspora turut memajukan negara setelah belajar di luar negeri.
"Indonesia juga bisa besar bukan karena jumlah (penduduk), tetapi juga kualitas," kata JK.
Selain di bidang pendidikan dan kebudayaan, serta ilmu pengetahuan, dan dunia usaha, diaspora dinilainya memiliki peranan untuk mempromosikan wisata Indonesia melalui Wonderful Indonesia dengan jaringan di negara tempat tinggal. Apalagi, Indonesia telah meraih peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P). "Dengan investment grade ini lebih mempermudah upaya untuk menarik investor asing ke Indonesia dan juga tidak kalah penting untuk promosi pariwisata. Tagline Wonderful Indonesia akan dibawa oleh diaspora Indonesia, apa pun aktivitas mereka," ujarnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, mengatakan Malino berpeluang menjadi idola wisatawan karena sudah didukung infrastruktur yang lebih baik. “Sejak dulu Malino sudah menjadi tempat refreshing dan tujuan wisata. Karena itu, kami berharap bisa meningkatkan lagi jumlah wisatawan dan menjadikan Malino sebagai salah satu destinasi wisata nasional,” ujar Esthy.
Dia juga meminta Pemkab Gowa menjamin kenyamanan para wisatawan. Pasalnya wisatawan yang datang berpotensi menjadi pengulang jika memiliki kesan mendalam terhadap sebuah acara. "Kalau lokal sudah bergairah, baru menargetkan regional kemudian nasional serta internasional,"kata dia.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, juga berterima kasih pada kegiatan diaspora yang mempromosikan kekuatan pariwisata Indonesia. Mereka bisa menjadi ujung tombak promosi Wonderful Indonesia. "Tentu dengan spirit Indonesia Incorporated," ujarnya.
Presiden Jokowi sendiri sudah menempatkan pariwisata sebagai pemimpin sektor sekaligus inti ekonomi bangsa. Karena itu semua kementerian dan lembaga yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan, wajib mendukung. "Tujuan utama 20 juta wisman di tahun 2019," kata Arief. Indonesian Diaspora Global Summit 2017 mengangkat tiga topik utama, yakni pendidikan dan kesehatan untuk Papua dan Papua Barat, kontribusi dari diaspora untuk penghematan energi dengan teknologi mutakhir, dan perlindungan diaspora Indonesia global.