REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA – Pionir pendidikan luar ruang Outward Bound Indonesia (OBI) sukses menggelar Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika Bagi Tunas Bangsa pada 16-20 Agustus lalu. Pada program yang pertama kali ini, OBI melibatkan 14 siswa dari tujuh sekolah berbeda.
“Ekspedisi ini merupakan pendidikan karakter dengan metode ekspedisi alam yang pertama di Indonesia,” ungkap Wendy Kusumowidagdo saat “Wisuda Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika Bagi Tunas Bangsa” di OBI Eco Campus, Jatiluhur, Purwakarta, Ahad (20/8).
Wendy mengungkapkan, ekspedisi tersebut menggabungkan siswa SMA maupun SMK lintas latar belakang dengan tujuan pembelajaran nilai-nilai Pancasila dan kebinekaan. Program ini berusaha menanamkan jiwa persatuan, solidaritas, pengabdian, semangat juang, dan pantang menyerah. Tentu semangat ini sebagai bentuk penerapan Pancasila bagi generasi muda yang nantinya bakal menjadi agen perdamaian.
Djoko Kusumowidagdo, pendiri dan sekaligus chief executive officer OBI, menyatakan ekspedisi tersebut merupakan bentuk dukungan OBI bagi Indonesia dan keberagamannya. Tentu tujuannya untuk merekatkan seluruh komponen bangsa yang mempunyai ragam perbedaan. Ekspedisi ini sekaligus menantang pemuda-pemudi Indonesia dari berbagai daerah dalam berpikir dan merasakan mengenai pengalaman kebangsaan dan keindonesiaan mereka.
Menurut Wendy, ekspedisi perdana ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-72 RI. Karena itulah, kegiatan dilakukan sebelum dan setelah peringatan kemerdekaan RI, yaitu pada 16-20 Agustus lalu. Kegiatan dilaksanakan di area Gunung Parang, Purwakarta, Jawa Barat, dan OBI Eco Campus, Jatiluhur.
“Ekspedisi ini menjadi pengalaman mereka belajar tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika secara riil. Mereka benar-benar mendapat pembelajaran bahwa kita semua berbeda, tetapi tetap satu,” jelas Wendy. “Kami berharap ekspedisi ini seperti layaknya kelas praktik pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.”
Selama lima hari, para peserta menjalani aktivitas outdoor education yang meliputi interaksi dan menginap di komunitas lokal, melakukan pendakian gunung, dan pelaksanaan upacara kemerdekaan, serta penghormatan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Parang. Mereka juga harus berkemah dan melaksanakan ekspedisi air.
“Momen terpentingnya, peserta menggelar upacara bendera bersama pada tanggal 17 Agustus 2017 di puncak Gunung Parang setinggi 983 meter di atas permukaan laut,” jelas Wendy.
Peserta juga merasakan tinggal di rumah penduduk setempat. Namun, peserta juga akan merasakan tinggal dan tidur di tenda yang mereka bangun sendiri. Peserta ekspedisi juga melaksanakan ekspedisi air dengan berkano dan membuat konstruksi transportasi air bersama. Setiap aktivitas ekspedisi berdurasi setengah hari sampai satu hari.
Sejak berdiri pada 1990, OBI telah membantu menanamkan pendidikan karakter bagi 80 ribu orang di seluruh Indonesia. Pendidikan luar ruang ini bahkan berdasarkan riset terbukti mampu meningkatkan kualitas seseorang. Berdasarkan survei kualitatif, para peserta yang lulus dari pendidikan di OBI mampu meningkatkan kinerja mereka. “Self-awareness, leadership, dan kualitas team work mereka meningkat secara signifikan,” kata Wendy.
Hasil riset yang sudah dilakukan di Australia, kata Wendy, pendidikan luar ruang yang fokus pada pembangunan karakter mampu meningkatkan kualitas seseorang dalam waktu yang lama. “Dampak program pendidikan ini berdasarkan riset di Australia mampu bertahan sampai 14 bulan. Jadi, bisa lebih dari setahun,” ungkap Wendy.
Wakil Bupati Purwakarta Dadan Koswara menyatakan, program dan seluruh kegiatan yang dilaksanakan OBI sejalan dengan program Pemerintah Daerah (Pemda) Purwakarta. Bahkan, demi menyukseskan pendidikan berkarakter, Bupati Purwakarta sampai-sampai mengeluarkan peraturan khusus.
“Bupati sudah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 69 Tahun 2015 tentang Pendidikan Berkarakter,” ungkap Dadan kepada Republika.