REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Angkasa Pura (AP) II telah memberikan diskon tarif untuk 12 bandara. Kini, giliran PT Angkasa Pura (AP) I yang ikutan action. AP I langsung menggratiskan biaya pendaratan atau landing fee bagi maskapai yang membuka atau menambah rute baru di Jawa Timur.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha AP I Moch. Asrori mengungkapkan terobosan tersebut untuk meningkatkan lalu lintas wisatawan di Jawa Timur. Maskapai akhirnya digandeng. Diberikan intensif menarik. Semuanya, didorong untuk membuka rute baru dan menambah frekuensi terbang.
“Dengan bertambahnya rute baru dan frekuensi terbang, pergerakan penumpang akan bertumbuh sehingga mendorong industri pariwisata daerah,” ujarnya, Senin (21/8).
Selain jurus jitu tadi, AP I juga telah meningkatkan traffic movement dari 25 per jam menjadi 27 per jam. Langkah itu diyakini bisa menambah kapasitas penumpang hingga satu juta. Dengan berbagai upaya tersebut, Asrori optimistis bahwa pihaknya mampu mencapai target satu juta wisatawan mancanegara (wisman) Jatim yang dicanangkan Kementerian Pariwisata.
“Jumlah kunjungan wisman pada 2015 naik cukup signifikan, yaitu hingga 54 persen. Tahun lalu kami juga mencatat 612.412 kunjungan wisman ke Jatim melalui Bandara Juanda. Jumlah itu naik 32 persen jika dibandingkan dengan 2015 yang hanya 463.596 kunjungan,’’ katanya.
Insentif landing fee ini diyakini bakal efektif. Selain mendrive maskapai ke daerah tujuan wisata, hal ini juga sangat ampuh untuk mengurai kepadatan saat peak season. Pemberian insentif ini juga merupakan salah satu inovasi dan strategi dari PT Angkasa Pura I (Persero) untuk dapat mengoptimalkan kinerja bandara serta memberikan alternatif pilihan jadwal penerbangan bagi masyarakat.
"Insentif untuk tarif mendarat itu diberikan PT Angkasa Pura I kepada badan usaha angkutan udara yang membuka rute baru dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan penumpang," ucapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik upaya Angkasa Pura I yang akan memberikan diskon tarif pendaratan di bandara Juanda Surabaya. Dia menyebut air connectivity itu dijadikan kunci sukses. "Begitu problem ini disentuh, maka akan lebih banyak wisman masuk,” tutur Arief Yahya.
Baginya, harmoni dan sinergi bukanlah pilihan, tapi sebuah keharusan. “Terimakasih atas dukungan ini. Harmoni dan sinergi adalah survival kita. Harmoni dan sinergi adalah kunci sukses kita. Kata kuncinya Indonesia Incorporated,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Contoh riilnya ada. Benchmarking-nya bisa berkaca pada Jepang. Di Jepang, kenaikan wismannya sangat tinggi. Dari 10 juta turis tahun 2013, melonjak hampir 20 juta di 2017. Salah satu kunci suksesnya, ada di konektivitas udara. Jepang getol membangun LCC low cost carrier, yang mendorong travellers lebih banyak ke Tokyo.
“Jepang ternyata bisa! Target jumlah wisatawan masuk double, yang dipatok 10 tahun, tercapai 4 tahun. Asalkan kita kerja keroyokan, mau gotong royong, target double inbound tourism yang dicanangkan Presiden Jokowi dengan 20 juta di 2019 itu pasti bisa kita raih. Ada contoh yang konkret di Jepang," kata Arief Yahya.
sumber : kemenpar
Advertisement