REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bus dengan model bersusun akan segera hadir di Kota Semarang, Jawa Tengah, September 2017 nanti. Bus ini nantinya diperuntukkan untuk memanjakan wisatawan menjelajahi destinasi wisata di Semarang secara gratis.
Tempat-tempat wisata yang akan dilewati antara lain Kota Lama, Lawang Sewu, Sam Poo Kong hingga Masjid Agung Jawa Tengah. Moda transportasi wisata anyar di Kota Semarang yang belum meluncur itu langsung ramai dibicarakan pengguna internet (warganet) di grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar). Kebanyakan mengungkapkan rasa tak sabar mereka untuk segera menaiki bus wisata. Sebagian ada juga yang sudah ramai bertanya-tanya mengenai besaran ongkos yang harus dibayarkan jika hendak menaiki bus tingkat tersebut.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, langsung merespons keinginan warganet tadi dengan mengeluarkan pernyataan resmi. Menurut dia, bus tingkat wisata yang akan digunakan untuk menampung atensi warga yang hendak berwisata sudah tiba di Semarang. Saat ini, sedang menunggu izin operasional.
“Bus ini di-launching September 2017. Sembari izin dari Lantas (Satuan Lalu Lintas) keluar, saat ini sedang dilakukan uji coba dulu sembari diurus izinnya,” kata Hendi, sapaan akrab Wali Kota Hendrar Prihadi, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (20/8).
Penjajakan menjelajah di tempat wisata dilakukan selama sepekan. Rute yang dituju nantinya antara lain Lawang Sewu, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dan Sam Po Kong. Ke depan bus tingkat wisata ini juga ditarget menyeberang ke tempat wisata luar daerah seperti Pantai Cahaya, Grojogan Sewu di Kendal, dan Masjid Agung Demak di Kabupaten Demak. “Kita sudah MoU program wisata bersama. Sehari-hari di Semarang, nanti bisa saja ke rute wisata luar Semarang,” ujarnya.
Bus tingkat wisata sendiri didesain dua jenis. Ada yang duduk. Ada juga yang berdiri. Bagi yang ingin menggunakan fasilitas ini, Hendi menyebut bahwa bus wisata ini tidak dipungut biaya. Semua bisa dinikmati secara gratis.
Apa yang dilakukan Wali Kota Semarang ini sejalan dengan pola pikir yang digaungkan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Sejak beberapa waktu lalu, Menpar Arief Yahya tengah aktif mempopulerkan tagline More for Less, You Get More, You Pay Less! “Semakin gratis, semakin untung,” kata Arief.
Tidak banyak orang tahu model promosi seperti ini. Google sudah membuktikannya. Bisnis utama Google adalah mesin pencari. Tetapi di bisnis yg utama itu, dia malah menggratiskan kepada miliaran penggunanya setiap hari untuk mencari informasi apa saja. Lalu darimana dia mendapatkan keuntungan? “Mereka memperoleh dari data costumers, yang membuat mereka bisa meng-create iklan dengan valuasi yang besar. Karena dia punya data kebiasaan customers yang sangat detail, yang dibutuhkan oleh instansi manapun juga,” kata Arief.
“Ini juga yang dinamak cross selling, dapatnya dari sisi yang lain, yang tidak dipikirkan orang lain. Teori ini juga sudah saya tulis di buku Paradox Marketing. Kita akan ciptakan More for Less, buat harga semurah-murahnya, buat terjangkau agar affordable, lalu buat promosi yang sangat menarik,” ujarnya lagi.