Jumat 18 Aug 2017 15:03 WIB

Tiga Negara Berlaga di Rhino Cross Triathlon Tanjung Lesung

Tanjung Lesung
Foto: tanjunglesung.com
Tanjung Lesung

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG LESUNG -- Event olahraga berbalut pariwisata Rhino Cross Triathlon bakal dilaksanakan  24 September 2017. Gelaran sport tourism yang dilaksanakan di Kawasan ’10 Bali Baru’ itu akan diikuti atlet dari mancanegara seperti Amerika, Swedia, Denmark serta atlet-atlet Nusantara. Event yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Dinas Pariwisata Provinsi Banten ini menargetkan 500 atlet yang beradu kekuatan di Rhino Cross Triathlon.

"Atlet dari mancanegara juga sudah confirmed untuk hadir," ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati saat dijumpai seusai pengibaran Bendera Merah Putih Bawah Laut di Tanjung Lesung Beach Club, Kamis (17/8).

Eneng menjelaskan Rhino Cross Triathlon yang merupakan gelaran perdana ini merupakan rangkaian dari Festival Tanjung Lesung yang digelar pada 22-24 September 2017. Karena berada di Banten, maka GenPI Generasi Pesona Indonesia yang aktif di Banten pun bisa membantu memviralkan event ini melalui media sosial.

Kemenpar biasa menggunakan framework POP, pre event, on event dan post event. Pre itu untuk mengajak publik dan netizen hadir di Tanjung Lesung. On itu melaporkan peristiwa, dari menit pertama sampai menit terakhir, finish. Post itu untuk menjaga agar sukses event itu lebih langgeng, lebih abadi dan memberi kesan menyenangkan.

"Dengan berbagai atraksi yang digelar di Banten, saya berharap target 1 juta wisman bisa tercapai. Apalagi sekarang ada percepatan proses pembangunan akses jalan tol Serang-Panimbang. Ini akan memangkas jarak tempuh dari Jakarta ke Tanjung Lesung," ucap Eneng.

Managing Director Banten West Java Tourism Development Rully Lasahido menjelaskan, even ini digelar karena penggemar olahraga multi talenta ini berkembang pesat di Tanah Air. Tanjung Lesung juga venue yang tepat untuk melakukan cross triathlon dengan potensi alam yang mendukung.

"Selama ini banyak orang Indonesia yang mengikuti cross triathlon di luar negeri. Makanya dengan program ini mereka bisa lebih fokus dan tertantang untuk menjadi yang terbaik, dan juga sangat tepat karena alam di Tanjung Lesung sangat mendukung untuk event ini," katanya.

Kejuaraan ini melombakan cabang olahraga renang, balap sepeda dan lari melintasi keindahan dan tantangan alam Tanjung Lesung. Para atlet bakal disuguhkan mulai hutan bakau, keindahan pantai seperti Nusa Dua Bali hingga hamparan sawah yang menghijau, semua bisa dinikmati saat berkompetisi. Ditambah lagi, saat ini sport tourism sedang naik daun. Tantangan, alam yang indah, kuliner yang lezat, culture yang oke, hingga keramahtamahan penduduk, bisa dinikmati sekaligus.

"Berbeda dengan triathlon yang sudah ada, medannya akan berbeda. Biasanya di triathlon menggunakan road bike, Rhino Cross Triathlon akan menggunakan Mountain Bike. Tentunya akan menjadi obstacles tersediri bagi para atlet, dan menjadi ciri khas bagi Tanjung Lesung" ujar Rully.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi Rhino Cross Triathlon di Tanjung Lesung. Event sport tourism seperti itu, dinilai sangat efektif untuk mempromosikan destinasi wisata sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan.

Biasanya, komunitas yang tergabung di GenPI --Generasi Pesona Indonesia-- sudah melakukan reportase langsung di lokasi sejak pre event. Jauh hari sebelumnya mereka melakukan liputan khas Media Sosial.

"Explore destinasi, apa kekuatan wisata alam, bahari, budaya, kuliner, dll," sebut Arief Yahya.

Pre event itu sebenarnya mempromosikan kepada netizen, bahwa di Tanjung Lesung itu punya potensi wisata yang kuat. Dan ketika publik mengikuti triatlon itu sekaligus mencari atraksi lain yang sudaj direportase detailnya, terutama soal 3A, atraksi, akses dan amenitas.

“Ini akan dampak langsung dan tidak langsung pada perekonomian masyarakat setempat,” kata Menpar Arief Yahya.

Sport event dan tourism menurutnya memang harus dipadupadankan. Tidak berdiri sendiri. Alasannya simpel. Sport kalau berdiri sendiri, hanya menghasilkan sport event yang habis acara, selesai juga ceritanya. Sementara tourism jika berdiri sendiri, tanpa booster event, akan lama menjadi populer.

 

“Ketika sport bertemu tourism, maka akan membangun portofolio baru dengan sebutan sport tourism! Bagian dari atraksi wisata buatan manusia (man made). Sport event itu media valuenya besar," kata Arief Yahya.

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement