Selasa 15 Aug 2017 15:17 WIB

Miliki Peserta Terbanyak, Tari Saman Ini Pecahkan Rekor MURI

Gelaran Tari Saman di Stadion Seribu Bukit, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, pada 2014 diikuti 5.057 orang.
Foto: ANTARA FOTO
Gelaran Tari Saman di Stadion Seribu Bukit, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, pada 2014 diikuti 5.057 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, GAYO LUES -- Pagelaran Tari Saman 10.001 Penari di Stadion Seribu Bukit Kota Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh, masuk dalam catatan museum rekor Indonesia (MURI). Pagelaran tari yang digelar pada Ahad (13/8) itu tercatat sebagai penampilan Tari Saman dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu 12.262 orang.

Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi mengatakan, sebelumnya pada 2014, Tari Saman juga memecahkan rekor sama dengan jumlah penampilan 5.057 orang. Rekor resebut dilakukan sebagai apresiasi setelah UNESCO menetapkan Tari Saman sebagai karya tak benda pada 2011 lalu.

Gelaran ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Aceh dengan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues. "Setelah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, Saman bukan hanya milik warga Gayo Lues saja, tetapi telah menjadi milik dunia, mka mari kita jaga dan lestarikan bersama," ujar Reza dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (15/8).

Reza menyebut Tari Saman merupakan salah satu tarian tradisional khas Tanoh Rencong. Tarian ini menjadi salah satu seni tari yang dipelajari di sekolah-sekolah. Disamping itu, Tari Saman juga telah dikenal hingga di kancah internasional. Terbukti, tarian tersebut telah dipertunjukkan hingga ke luar negeri.

Beberapa tamu dari pusat juga turut diundang dalam acara ini, salah satunya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dan Ketua Komisi X DPR RI, Teuku Riefky Harsya. Mereka hadir sebagai bentuk dukungan pelestarian budaya dan pariwisata. 

Reza mengatakan penyelenggaraan Tari Saman 10.001 Penari tersebut sebagai salah satu upaya dan komitmen Pemerintah Kabupaten Gayo Lues bersama Pemerintah Aceh. "Dalam rangka melestarikan, memelihara dan mempromosikan Tari Saman sebagai identitas daerah, serta meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap Tarian Saman yang telah mendunia,” ujarnya.

Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim berharap, penyelenggaraan ini bisa menjadi bagian dari upaya dan komitmen Pemerintah Aceh untuk mengingat Syekh Saman agar dapat memotivasi kalangan muda di Aceh. Pagelaran Tari Saman 10.001 Penari di Gayo Lues, kata dia, akan menggugah masyarakat, khususnya para remaja Aceh untuk selalu mengingat Syekh Saman. "(Syekh Saman) telah berhasil mengharumkan negeri melalui karya terbaiknya, sekaligus bersemangat dalam membangun daerah menuju cita-cita anak negeri sesuai dengan gerakan Saman yang dinamis dan enerjik," kata dia.

Tari Saman adalah tarian yang sangat membutuhkan konsentrasi tinggi penarinya. Tari Saman identik dengan gerakan mengalun (lambat di awal) lalu kemudian lama kelamaan bertambah cepat dan sampai pada klimaksnya yaitu gerakan yang tercepat.

Tari Saman mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Untuk menguasai gerakan tari Saman secara sempurna peserta harus mempunyai ketahanan fisik yang tinggi, kecepatan gerakan tangan, badan, dan kepala yang sinkron antara sesama anggota tari, serta pemahaman secara benar akan makna lagu.

Tari Saman, kata Ibnu, tidak hanya dilihat dari seberapa cepat penari bisa melakukan gerakan tarian, melainkan bagaimana para penari menari dengan kecepatan tinggi namun bisa mempertahankan kerapian gerakannya. "Oleh sebab itu perlu latihan dan disiplin para peserta untuk menghasilkan tari Saman yang memukau,” ujar Ibnu.

Menurut dia, tidak mudah untuk menyatukan tingkat emosi para penari yang berbeda-beda, terlebih hingga ribuan orang menjadi satu kesatuan sehingga terciptalah Tari Saman yang dapat memukau orang yang menontonnya. Disiplin dalam latihan, kata Ibnu, sangat diperlukan dalam Tari Saman. Pasalnya kekompakan tidak bisa terbangun dalam waktu sekejap, waktu latihan yang panjang juga diperlukan untuk kesempurnaan gerak tangan, bahu, kepala dan harmoni berbagai formasi yang bisa diubah-ubah.

“Alangkah baiknya tampilan Saman yang akan datang waktunya harus ditambah menjadi 30 menit, sekaligus ditampilkan kreasi-kreasi yang menarik supaya seni itu bisa menggugah hati penonton,” ujarnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi kegiatan tersebut. Pasalnya, menurut Arief, semakin budaya dilestarikan, maka akan semakin mensejahterakan. “Sudah saatnya pariwisata Aceh melalui atraksinya Tari Saman bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Aceh. Sukses untuk Aceh, salam Pesona Indonesia, Wonderful Indonesia,” kata Arief.

 

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement