Sabtu 12 Aug 2017 15:11 WIB

Bali Siapkan Infrastruktur Wisata Kapal Pesiar

Sejumlah perahu berada di dekat kapal pesiar Pacific Dawn di kawasan perairan Benoa, Badung, Bali, Senin (6/3).
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah perahu berada di dekat kapal pesiar Pacific Dawn di kawasan perairan Benoa, Badung, Bali, Senin (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bali sebagai salah satu tujuan wisata utama Indonesia terus membenahi potensi wisatanya. Salah satunya yaitu dengan membangun infrastruktur untuk kapal pesiar.

Kali ini, di Bali Utara atau lebih tepatnya di Pelabuhan Celukan Bawang akan dibangun pengembangan fasiltas kapal pesiar mulai Desember. "Fasilitas baru ini akan mampu menampung kapal cruises besar yang mengangkut sebanyak 5.000 penumpang di dermaga kedalaman 11 meter. Terminal baru akan mampu menangani 2.500 pengunjung pada suatu waktu," kata Penasihat Khusus Menteri Pariwisata, Indroyono Soesilo, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (12/8).

Proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan pengelola pelabuhan milik negara PT Pelindo III ini akan dimulai pada Desember 2017 dan diharapkan selesai akhir Maret 2018. Pelabuhan Celukan Bawang memiliki kedalaman alami sehingga tidak perlu dilakukan pengerukan. Lahan yang luas juga bisa menampung ratusan kendaraan yang akan membawa wisatawan menuju lokasi-lokasi wisata.

Nantinya, kolam Labuh Timur berukuran 662 x 150 meter dengan kedalaman 11 meter, dan kolam labuh Barat berukuran 900 x 150 meter, dengan kedalaman 4 meter. "Dengan bisa berlabuhnya kapal cruises yang membawa ratusan penumpang ini, maka estinasi wisata di Bali Utara seperti Pantai Lovina, Danau Beratan, Kebun Raya Bedugul, Taman Nasional Bali Barat, Pulau Menjangan juga akan dapat dioptimalkan serta membuka kemungkinan pengembangan destinasi-destinasi baru di kawasan tersebut," kata dia.

General Manager Pelindo III Celukan Bawang, Made Rusly Sunia Jaya, mengatakan hingga kini sudah ada kapal-kapal pesiar yang berlabuh di Celukan Bawang seperti Silver Whisper dan Seabourne Encore yang berpenumpang sekitar 2.000 hingga 3.000 orang. Menurut dia, saat ini Celukan Bawang masih terlalu kecil untuk kapal pesiar sebesar Royal Carribean (berkapasitas 4.000 orang), namun ada potensi pengembangan di dalamnya. "Untuk berwisata ke Bali Utara, melalui pelabuhan Celukan Bawang, ada alternatif jalur udara, lewat Banyuwangi dan menyeberang dengan ferry satu jam saja. Jadi destinasi wisata seperti Batur UNESCO Global Geopark di Kintamani dan Singaraja bisa cepat berkembang,” ujar Made.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan wisata kapal pesiar industri ini akan terus berkembang Data dari Cruise Line International Association, ada lebih dari 2 juta orang yang berwisata pesiar di Asia tahun 2016. Sementara itu, wisatawan Indonesia juga turut berperan dalam wisata pesiar.

Posisi Indonesia, kata dia, juga menguntungkan dibandingkan negara-negara lain. Salah satu faktor yang turut mendukung pertumbuhan wisata kapal pesiar adalah iklim. "Indonesia punya suhu yang hangat sepanjang tahun. Pantainya juga bagus, budaya, dan makanannya juga lengkap," ujarnya. Data dari Cruise Line International Association, ada sekitar 172 kapal pesiar yang singgah di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement