Kamis 10 Aug 2017 14:39 WIB

Kemenpar: Sido Muncul Ikut Promosikan Wisata Indonesia

Sido Muncul
Sido Muncul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak kenal dengan jamu Sido Muncul? Industri rumahan itu kini telah mampu merambah pasar internasional.

Sekarang, Sido Muncul bersama 20 merek terkemuka lainnya, berkolaborasi co-branding bersama Wonderful Indonesia. Merek Sido Muncul sudah tidak diragukan. Salah satu produk andalannya, Tolak Angin, sudah ada di mana-mana. Dari mulai Hong Kong, Australia, Belanda, bahkan Amerika Serikat, semua sudah disentuh Sido Muncul. 

Penjualan ekspor Tolak Angin bahkan memberi kontribusi 5 persen terhadap total penjualan. Sido Muncul berhasil mengangkat citra jamu yang notabene adalah barang konsumsi masyarakat menengah ke bawah menjadi produk yang disukai kaum menengah ke atas. Popularitasnya tak kalah dari Wonderful Indonesia yanbg ada di peringkat 47 dunia.

Jamu adalah kekayaan budaya, warisan leluhur yang sudah turun-temurun. Sido Muncul mengemasnya dengan sentuhan teknologi modern dan memasarkan ke seluruh dunia. "Ternyata, jamu Indonesia juga bisa dijadikan alat promosi pariwisata ke mancanegara, sebagaimana Thailand menggunakan Thai food-nya untuk memperkuat pariwisatanya," kata Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/8).

Pengemasan secara kreatif dengan standar global, membuat Sido Muncul langsung selaras dengan pasar dunia. Pada 2000, penghargaan pertama diraih Sido Muncul yang menerima dua sertifikat sebagai pembuat merek jamu dan obat tradisional terbaik yakni CPOTB dan CPOB.

Penghargaan tersebut juga menjadikan Sido Muncul satu-satunya merek jamu berstandar farmasi. Penghargaan lain yang berhasil diraih oleh Sido Muncul adalah Top Brand Award, Kehati Award, dan Bung Hatta Award. Ada juga Merek Dagang Unggulan Indonesia, Pelaku Bisnis Peduli Lingkungan dari Departemen Tenaga Kerja Indonesia, dan masih banyak lagi.

Tak puas berjaya di dalam negeri, Sido Muncul semakin mengembangkan sayapnya dengan merambah pasar ekspor ke negara-negara maju seperi Asia, Eropa, dan Australia. Hasilnya? Predikat terbaik Perusahaan Terbuka (Tbk) Indonesia 2016 versi Majalah Economic Review dan IPMI mampu diraihnya.

Belakangan, Sido Muncul tidak hanya berbisnis di industri jamu. Mereka juga telah mengembangkan sayap ke bisnis wisata, kuliner, dan hotel. Sebut saja museum jamu, restoran Mang Engking, dan Koena Koeni. Disusul Hotel Tentrem yang sempat diinapi Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama, beberapa waktu lalu.

Kiprah Sido Muncul rupanya ikut dilirik Kementerian Pariwisata. Tawaran berkolabarorasi bersama Wonderful Indonesia pun langsung diberikan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti. Selain sudah mendunia, produsen jamu Tolak Angin, Tolak Linu, Kuku Bima Ener-G dan semua produk minuman tradisional bernuansa herbal itu dinilai sangat konsisten dalam mendukung pariwisata Indonesia.

"Sudah berkali-kali Pak Irwan Hidayat mendukung pariwisata Indonesia melalui iklan-iklan produknya. Sambil beriklan, mereka menampilkan keindahan Tanah Air Indonesia, karenanya saya ucapkan terima kasih kepada Pak Irwan Hidayat selaku Direktur PT Sido Muncul," ujar Esthy.

Sido Muncul, kata dia, sangat kreatif menjual produknya hingga luar negeri. Apalagi itu dilakukan dengan selalu menampilkan kreasi baru dan dibungkus dengan ide-ide segar yang makin mengena di hati.

"Karena itu konsistensi Sido Muncul setiap tahun itu pantas diapresiasi positif. Apalagi tahun ini adalah kali pertama ada inisiatif menempel branding Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia," kata Esthy.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi kolaborasi dengan PT Sido Muncul itu. Baginya, co-branding sangat penting dilakukan untuk memperluas jangkauan target pasar dan mengerek ekuitas dari merek yang bergabung.

"Sido Muncul sudah sejak lama menggunakan destinasi pariwisata untuk membuat materi iklan, sekaligus mempromosikan wisata. Maka co-branding ini akan semakin menguatkan kedua brand," kata dia.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement