REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Gambar lebih banyak berbicara ketimbang kata-kata. Mantra sakti itu berlaku di dunia pariwisata. Mengunggah gambar-gambar indah destinasi wisata mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Sejumlah tempat pariwisata ngehits karena unggahan foto para pengunjung atau pengelola tempat wisata.
Karena itulah Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu mengajak netizen untuk memperbanyak uploading foto, video pendek, infografis, ke media sosial. Kemenpar juga memfasilitasi berkembangnya GenPI - Generasi Pesona Indonesia dan GenWI - Generasi Wonderful Indonesia agar semakin atraktif menghiasi media sosial.
Untuk mendukung foto-foto cantik bertebaran di dunia maya, Dinas Pariwisata Sleman pun menggelar workshop teknik fotografi dengan mendatangkan fotografer kondang Darwis Triadi. Workshop ini sekaligus membahas hasil karya para peserta lomba fotografi bertema Capturing Sleman's Beauty and Heritage Thru The Eyes of Photography.
Workshop ini akan dilakukan Rabu (9/8) di Omah Kecebong, Sendari, Sleman. Tak hanya hasil jepretan para peserta lomba, make up foto pun akan dibahas. Dalam membahas make up ini Darwis akan melakukannya dengan pakar tata muka dan rambut QQ Franky.
Dengan penguasaan teknik fotografi yang benar, sudut pengambilan yang pas, pencahayaan yang tepat serta fokus yang tepat, maka sebuah foto akan menjadi media penyampai pesan yang kuat. Foto wisata yang pas bisa "menceritakan" kondisi atau keadaan satu destinasi tanpa perlu banyak kata-kata disertakan.
Kehadiran Darwis Triadi diharapkan akan menjadi pemicu dan pemacu semangat bagi anak-anak muda Yogya dan Sleman khususnya, untuk makin mengeksplorasi potensi wisata di daerah ini. Lebih khusus lagi yang berkaitan dengan memotret model di satu tempat wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih mengatakan Capturing Sleman's Beauty ini merupakan rangkaian kegiatan Sleman Fashion Festival (SFF). Kegiatan SFF diharapkan mendongkrak Sleman sebagai destinasi wisata belanja batik dan fashion. Dalam konteks itu pula digelar berbagai seminar dan workshop yang berkaitan dengan batik, fashion hingga industri kreatif.
Di antaranya seminar Perkembangan Alat dan Teknologi dalam Pewarnaan Alam. Seminar berlangsung tanggal 7 Agustus 2017 di Rumah Dinas Bupati Sleman. Seminar menghadirikan narasumber Edia Rahayungsih dari UGM yang akan bicara seputar Perkebunan dan Pengolahan. Kemudian juga hadirEko Mursito Budi dari ITB yang akan mengupas Teknologi Pengikat Warna Alam dan Pengeringan.
"Acara ini juga akan diisi dengan testimoni dari perajin, desainer dan produsen yang sudah menggunakan pewarna alam," kata Sudarningsih.
Kemudian digelar pula workshop Tampil Prima Percaya Diri yang akan diisi oleh QQ Franky. Penata rias wajah dan rambut kenamaan ini akan menyampaikan Tren Make Up Alami dan Menata Rambut Sederhana tapi Keren. Workshop digelar di Hotel Sahid Rich pada Rabu (9/8). Biaya untuk ikut acara ini Rp 100 ribu.
Pada Kamis (10/8) digelar dua seminar di Jogja City Mall (JCM). Pada pukul 09.00-12.00 seminar tentang "Pentingnya Hak Kekayaan Intelektual Bagi Pencipta." Pakar HAKI Agus Budi Riswandhi dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogya akan menyampaikan materi "Mengapa Harus Mendaftarkan HAKI." Dalam sesi ini juga akan ada studi kasus HAKI dari para perajin dan desainer.
Selanjutnya pada pukul 12.00-16.00 digelar seminar Digitalisasi Pemasaran Industri Lifestyle. CEO Soulfy.com, Netizen Gate dan Wakil Komite Tetap Industri Berbasis Teknologi KADIN Indonesia Erik Nainggolan menyampaikan cara "Memperluas Pemasaran dengan menggunakan Digital Marketing sebagai Platform Penjualan dan Promosi." Dua seminar ini digelar gratis.
Rangkaian kegiatan disusul dengan seminar dan workshop Menuju Industri Pedesaan yang Mandiri yang digelar di Joglo Plawang mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Dua pembicara yang hadir Heru Prasetyo (Pras Craft Yogya) dan Hiro Prabantoro (Valkiara) akan bicara seputar Pengembangan Industri Kreatif Pedesaan.