Sabtu 05 Aug 2017 17:02 WIB

Ini Komentar Mendikbud Usai Menonton Film Banda

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Qommarria Rostanti
Kepulauan Banda
Foto: Dokumen Film Banda the Dark Forgotten Trail
Kepulauan Banda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berkomentar soal film Banda The Dark Forgotten Trail. Menurut dia, film tersebut layak ditonton anak-anak sekolah.

Muhadjir menyebut, anak-anak sekolah akan lebih mengenal sejarah bangsanya setelah menonton film itu. "Banda ini salah satu situs sejarah yang sangat tua. Banyak tokoh-tokoh nasional, pejuang kemerdekaan, founding fathers kita pernah diasingkan di sana. Saya kira ini bagus untuk ditonton siswa," ujar Muhadjir dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/8).

Kepala Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Maman Wijaya, berencana membawa film dokumenter yang disutradarai Jay Subiakto ini untuk diputar di berbagai tempat, termasuk di sekolah-sekolah. Film tersebut menceritakan tentang kisah kejayaan rempah-rempah di abad pertengahan, di mana Kepulauan Banda merupakan pulau penghasil pala terbaik di dunia. Pala merupakan komoditas berharga yang diperebutkan berbagai bangsa kala itu. Perebutan kepemilikan atas kepulauan itu membawa banyak korban penduduk asli.

Selain menyimpan kisah kelam perbudakan dan kolonialisme, situs warisan dunia sejak 2005 ini juga berkisah tentang keragaman Indonesia. Kolonialisme mendorong terjadinya akulturasi budaya di Banda. Budaya yang kemudian dibawa oleh para budak perkebunan pala yang didatangkan dari pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.

Di kepulauan itu pula, tokoh besar bangsa Indonesia pernah diasingkan. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya Tjipto Mangunkusumo, Muhammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Iwa Kusuma Sumantri.

Naskah film ditulis oleh Muhamad Irfan Ramly. Narator film tersebut adalah aktor Reza Rahardian dalam bahasa Indonesia, dan Ariyo Bayu dalam bahasa Inggris.

Produser film Sheila Timothy berharap dengan kemasan yang segar, semakin banyak generasi muda yang bisa menikmati film dokumenter terkait sejarah bangsa. "Saya berharap, film Banda dapat menjadi jendela untuk memulai mengenal sejarah bangsa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement