REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dua buah reaktor nuklir setengah jadi di Amerika Serikat (AS) dijual untuk umum. Scana Corp. yang berbasis di AS mengumumkan pembatalan pengembangan power plant di South Carolina. Akibatnya dua reaktor nuklir yang sedianya akan dipakai akhirnya dijual.
Dilansir dari laman Fortune Rabu (2/8), batalnya proyek itu disebabkan pembengkakan biaya yang mencapai 20 miliar dolar AS. Gagalnya proyek tersebut menjadi rangkaian kebangkitan kembali pengembangan nuklir di Negeri Paman Sam. Di AS, satu-satunya perusahaan yang masih membangun reaktor adalah Southern Co. yang pabriknya berada di Georgia.
Publik tentu saja bertanya-tanya apa gunanya membeli reaktor nuklir setengah jadi itu?
CEO Scana, Kevin Marsh, mengatakan perusahaan akan menyimpan dua reaktor tersebut sampai ada yang mau membelinya. Cina, India, atau Inggris diharapkan menaruh minat pada reaktor-reaktor tersebut. Namun menurut pandangan analis, menjual reaktor bukanlah perkara mudah. Cina kini sedang mengembangkan sendiri produk yang lebih kompetitif. Sementara itu, Inggris tengah dililit masalah yang berkenaan dengan proyek-proyek nuklir.
"India juga belum tentu mau membeli karena negara ini sedang menyusun sendiri rantai pasoknya," kata analis Chris Gadomski kepada Bloomberg New Energi Finance. Gadomski menyebut proyek di South Carolina sebagai proyek yang akan menguap dengan sendirinya bagaikan kapur barus.
Membangkitkan kembali reaktor lama bukanlah peristiwa baru di AS. Pada 2016 Tennessee Valley Authority mengoperasikan lagi reaktor Watts Bar 2 setelah sebelumnya dihentikan sejak 1985. Franklin L. Haney membeli satu reaktor setengah jadi berusia lebih dari satu dekade di Alabama bagian utara. Ia memperoleh reaktor itu melalui lelang dengan harga 111 juta dolar AS.