Selasa 01 Aug 2017 11:58 WIB

Status Ciletuh Jadi Global Geopark Ditentukan Bulan Ini

Suasana objek wisata Curug (air terjun) Sodong di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (23/4). Curug Sodong merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terletak di dalam kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
Foto: Antara/Budiyanto
Suasana objek wisata Curug (air terjun) Sodong di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (23/4). Curug Sodong merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terletak di dalam kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Sukabumi siap-siap naik level menjadi UNESCO Global Geopark (UGG) dan menjadi destinasi wisata dunia. Sebab, awal Agustus tim dari UNESCO akan datang untuk melakukan penilaian layak atau tidaknya Geopark ini menjadi UGG. 

 Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pada 1 hingga 4 Agustus nanti akan ada penilaian langsung dari UNESCO.  Ciletuh menjadi satu-satunya geopark di Indonesia yang diajukan. Pria yang akrab disapa Aher ini yakin Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu bisa diakui sebagai UGG. Karena dari sisi kesiapan, di antara geopark lain yang ada di Indonesia, Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang terlihat paling siap. 
 
"Optimistis karena dibanding geopark yang lain, Ciletuh paling siap. Prestasi besar bila Geopark Ciletuh lulus dan ditetapkan menjadi UGG. Danau Toba sudah sepuluh tahun, Rinjadi sudah enam tahun. Kita baru dua tahun," kata Aher.
 
Rencananya, tim Geopark Kaldera Toba atau Ketua Tim Percepatan dari Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) akan ikut dalam mendampingi tim aksesor UNESCO sehingga mempunyai gambaran dan wawasan lebih luas perihal proses pemberian status UGG dari UNESCO. Sebelumnya, Dubes Indonesia untuk UNESCO Fauzi Sulaiman sudah ada di Indonesia sejak 29 Juli kemarin dan akan ikut mendampingi tim aksesor UNESCO. 
 
Guna memuluskan proses penilaian, Pemprov Jabar telah membenahi kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Mulai dari pemasangan rambu-rambu menuju geopark, pembangunan jalan akses, pembangunan pusat informasi turis, gerbang masuk dan fasilitas pendukung lainnya.
 
Khusus untuk akses jalan, pihaknya tengah menyelesaikan pembangunan jalan sepanjang sekitar 33 kilometer yang membentang dari Pantai Loji sampai Palangpang. Area itu akan diperpanjang hingga wilayah Ujung Genteng sehingga totalnya mencapai 41 kilometer.
 
"Insya Allah kita sudah siap. Termasuk jalan. Kita membangun jalan besar yang membentang dari Loji sampai Palangpang dan tembus sampai Ujung Genteng. Ini (Geopark Ciletuh) harus bisa jadi destinasi wisata dunia. Jabar sangat banyak objek wisata, tapi belum ditentukan sebagai destinasi oleh Pemerintah Pusat," ujar Aher. 
 
Sebelum diajukan menjadi UGG, kawasan Ciletuh-Palabuhanratu telah ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional sejak 2016. Pemprov pun melakukan kerja sama dengan berbagai sektor, termasuk diantaranya Universitas Padjadjaran, sebagai representatif kerja sama dengan akademisi.
 
Saat ini, pihak Pemprov telah menggelontorkan dana hingga Rp 211 miliar guna memperbaiki infrastruktur di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Kawasan seluas 126.100 hektar ini mencakup 8 kecamatan dan 74 desa, dan telah mempersiapkan 14 kawasan situs geologi unggulan dari 50 situs geologi yang ada di Ciletuh.
 
Lebih lanjut ia menilai, ada keunggulan kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu dibanding usulan Global Geopark lainnya di Indonesia. "Selain adanya kontribusi dari peran perguruan tinggi, kawasan Ciletuh-Palabuhanratu terletak di satu wilayah kabupaten, yaitu Sukabumi. Rencana pengembangannya nanti akan jauh lebih terfokus," kata Aher. 
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik rencana besar Gubernur Ahmad Heryawan untuk membangun destinasi kelas dunia di Ciletuh itu. Dirinya juga optimistis Geopark Ciletuh bakal lulus menjadi UGG. 
 
“Potensinya sangat besar. Keindahan alamnya lengkap, ada landscape, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut. Karena itu harus cepat dikembangkan, agar bisa menghidupkan ekonomi masyarakatnya,” kata Arief Yahya.
 
Geopark Ciletuh dan Geopark Rinjani ini sudah sering dibicarakan di level Tim Percepatan 10 Top Destinasi yang dipimpin Hiramsyah Sambudhy Thaib. 
 
"Wisatawan mancanegara tertarik berkunjung ke Indonesia karena potensi yang dimiliki berupa alam (nature) sebesar 35 persen, budaya (culture) 60 persen, dan manmade 5 persen. Potensi alam sebesar 35 persen kita kembangkan sebagai wisata bahari (marine tourism) 35 persen, wisata ekologi (ecotourism) 45 persen, dan wisata petualangan (adventure tourism) 20 persen. Di dalamnya termasuk geopark,” kata Arief Yahya. 
 
Konsep manajemen pengembangan kawasan wisata alam dengan prinsip konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata, menurut Arief Yahya, sudah menjadi perhatian masyarakat dunia. "Terlebih pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas utama pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla,” kata Arief.

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement