Senin 31 Jul 2017 14:00 WIB

Wisatawan Bisa Naik Transportasi Gratis di Banyuwangi

Wisatawan menaiki perahu menyusuri sungai di Mangrove Bedul, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (9/1).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Wisatawan menaiki perahu menyusuri sungai di Mangrove Bedul, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Satu lagi inovasi baru yang digagas Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Kali ini, orang nomor satu di Bumi Blambangan itu meluncurkan angkutan gratis untuk wisatawan ke sejumlah obyek wisata di daerah di ujung timur Pulau Jawa.

Terobosan yang diluncurkan pada Sabtu (29/7) ini bertujuan untuk menggaet semua insan pariwisata di Indonesia. "Ini masih soft launching. Kami trial and error dulu, terus kami sempurnakan sebelum diluncurkan resmi nantinya oleh Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya dan Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya Sumadi," kata Azwar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (31/7).

Anas mengatakan, transportasi gratis ini dihadirkan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelancong yang berlibur ke Banyuwangi. Adanya fasilitas ini diharapkan mampu mendongkrak pariwisata daerah.

Menurut dia, apabila wisatawan merasa puas di Banyuwangi, maka otomatis mereka akan bercerita kepada kerabatnya baik secara langsung maupun lewat media sosial. Dalam ilmu pemasaran, promosi dari mulut ke mulut dinilai paling efektif.

"Kalau konteks sekarang dari gadget ke gadget. Inilah media promosi yang paling efektif. Maka inilah yang sedang kami kerjakan, bagaimana wisatawan terlayani dengan baik," jelas Anas.

Tidak hanya menggratiskan transportasi, Anas juga memberikan layanan berupa kemudahan mengakses fasilitas melalui pendaftaran daring kepada para wisatawan. Di laman situsnya, wisatawan akan mendapatkan informasi tentang wisata yang ditawarkan. "Wisatawan tinggal memilih destinasi wisata tujuan, tanggal dan waktu keberangkatan, serta sisa kuota kendaraan yang masih tersedia," ujar Anas.

Dia juga menyiapkan pusat informasi yang diberinama Tourist Information Center (TIC) portabel di Terminal Brawijaya yang menjadi titik keberangkatan. Sebelum berwisata, wisatawan bisa mendapat informasi detil sebelum berkeliling.

Saat ini, yang tersedia baru tiga armada, yaitu dua unit minibus masing-masing berkapasitas 21 orang dan satu unit stasiun wagon berkapasitas 10 orang. Minibus yang berkapasitas 21 orang akan beroperasi setiap Sabtu dan Ahad, melayani jurusan Pulau Merah, Bangsring Underwater, dan tur keliling perkotaan. Wagon sendiri berkapasitas 10 orang untuk melayani rute Kawah Ijen.

Untuk mendapatkan fasilitas ini, wisatawan harus mendaftar daring dan mengisi data diri secara lengkap. Pengisian nomor telepon seluler dan alamat surat elektronik (surel) harus valid. Setelah pendaftaran, mereka akan mendapatkan surel verifikasi.

Apa yang dilakukan Anas dinilai sejalan dengan pola pikir yang digaungkan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Arief tengah aktif mempopulerkan tagline More for Less, You Get More, You Pay Less. "Semakin gratis, semakin untung," kata Arief.

Tidak banyak orang mengetahui model promosi seperti ini. Google sudah membuktikannya. Bisnis utama Google adalah mesin pencari. Tetapi di bisnis yang utama itu, dia malah menggratiskan kepada miliaran penggunanya setiap hari untuk mencari apa saja. Lalu darimana dia mendapatkan keuntungan? "Mereka memperoleh dari data konsumen yang membuat mereka bisa membuat iklan dengan valuasi yang besar. Karena dia punya data kebiasaan konsumen yang sangat detil, yang dibutuhkan oleh instansi manapun juga," ujar Arief.

Cara seperti itu pun dapat dipraktikkan dalam sektor pariwisata dan membuat wisatawan bersemangat datang.

Caranya, kata Arief, kumpulkan kelebihan kapasitas, lalu paket dibuat murah. Misalnya, gunakan kamar hotel yang tidak laku saat sepi pengunjung antara Senin sampai Kamis tiap pekan ketika tidak ada kegiatan.

Arief menyebut, tiket transportasi juga bisa dijual lebih murah di hari-hari sepi penumpang. Selain itu, hadirkan prgram diskon untuk restoran, kafe, spa, toko cenderamata, dan lainnya. Semua kapasitas kosong yang sedang sepi (low season) dikumpulkan, lalu dibuat paket murah ke destinasi wisata.

“Buat harga semurah-murahnya, buat terjangkau agar affordable, lalu buat promosi yang sangat menarik," kata Arief.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement