REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya telah menaimbulkan kerugian hingga 28,1 triliun pertahunya. Selain kerugian secara finansial, kemacetan juga telah memicu dampak psikologis masyarakat karena rata rata masyarakat Jakarta memerlukan waktu sekitar lima jam di jalan raya setiap harinya.
Pemerintah telah mengantasinya dengan membangun sistem transportasi massal. Seperti commuter line, bus Transjakarta, hingga LRT / MRT yang diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang mengatasi kemacetan. Pembangunan sistem transportasi masal seperti LRT, diharapkan akan mampu mengubah kehidupan masyarakat Jakarta yang selama ini menggunakan sarana transportasi pribadi, beralih menggunakan sarana transportasi umum.
Jakarta memerlukan kawasan yang dikembangkan dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai solusi kemacetan yang ada. Konsep TOD ini akan menguntungkan masyarakat karena hunian maupun komersial akan terintegrasi dalam satu kawasan dengan sistem transportasi masal. Dengan konsep yang mengedepankan Connect, Compact, Transit, Mix, Shift, Walk, Densify dan Cycle, konsep TOD dinilai paling tepat sebagai solusi jangka panjang masyarakat Jakarta.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk, melalui Departemen TOD dan Hotel, mengembangkan kawasan dengan konsep Transit Oriented Development dengan nama LRT City. Pengembangan kota bersifat kompak, mengadopsi tata campuran (mixed use), maksimalisasi penggunaan angkutan masal LRT dengan dilengkapi jaringan prasarana pejalan kaki dan sepeda. "Ini solusi yang kami tawarkan kepada masyarakat, agar hidup lebih berkualitas, dan terbebas dari kemacetan yang semakin parah," kata Amrozi Hamidi, GM Departemen TOD dan Hotel, PT Adhi Karya (Persero) Tbk Sabtu (29/7).
Pengembangan LRT City ini merupakan upaya PT Adhi Karya (Persero) Tbk, untuk memberikan kehidupan dan peradaban baru bagi masyarakat kaum urban di Jakarta dan kaum suburban di daerah penyangganya. Pihaknya memiliki beberapa lahan yang berlokasi di titik nol kilometer stasiun LRT Jabodebek.
Pihaknya kini sedang membangun LRT City Sentul- Royal Sentul Park di lahan seluas 14.8 hektar dengan konsep green - smart living, yang terintegrasi langsung dengan stasiun LRT. Kawasan ini akan dibangun 12 gedung apartemen, pusat perbelanjaan, ruko, perkantoran, hingga fasilitas bersepeda. Lngkah awal pembangunan di LRT City Sentul - Royal Sentul Park, Sabtu kemarin mengadakan kegiatan groundbreaking. LRT City Sentul - Royal Sentul Park, dalam beberapa tahun ke depan akan dikembangkan dalam beberapa tahap.