Ahad 30 Jul 2017 16:45 WIB

Festival Telong, Memoar Perjuangan Padang Melawan Penjajah

Salah Satu Rumah Gadang di Sumatra Barat.
Salah Satu Rumah Gadang di Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG –- Kota Padang, Sumatra Barat, akan kembali disapa kegiatan menarik. Bagi yang menyukai pedaran cahaya warna-warni di malam hari, sebaiknya kosongkan jadwal pada 6 Agustus.

Pasalnya di tanggal itu, akan ada Pawai Obor dan Telong-Telong yang siap digelar di Lapangan Panjang Chimpago Pantai Padang. Ini merupakan kegiatan tahunan dalam rangka memperingati hari jadi Kota Padang ke-348. "Kami berharap acara ini dapat menjadi hiburan bagi warga kota dan wisatawan yang datang ke Padang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, Medi Iswandi, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/7).

Bagi masyarakat Padang, Telong-Telong tak hanya sekadar festival biasa. Ada kisah sejarah panjang yang terkandung di dalamnya. Lewat Telong-Telong inilah, rakyat Padang sukses memporak-porandakan pertahanan Belanda yang sedang menjajah Indonesia.

Telong-Telong merupakan lampu yang digunakan pejuang untuk mengalahkan Belanda di Muaro Padang pada peristiwa heroik 7 Agustus 1669. "Saat itu masyarakat Pauh dan Kuranji melawan VOC, yang menindas rakyat dengan merebut loji-loji Belanda. Telong-Telong ini strategi pejuang kita agar dianggap ramai," ujarnya.

Peristiwa penyerangan loji Belanda di Muara Padang pada 7 Agustus 1669 ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Padang. “Malam itu Belanda tak menduga akan diserang. Sebab, mereka mengira rakyat hanya menggelar pawai tradisi biasa. Namun tiba-tiba rakyat menyerbu dan memporak-porandakan loji-loji Belanda," kata dia.

Dengan kebersamaan dan kecerdasan masyarakat Minangkabau itulah, loji-loji itu akhirnya bisa direbut. "Pesan yang ingin kita sampikan, kita pasti mampu membangun negara dan Lota Padang dengan bersatu. Spiritnya harus Indonesia Incorporated," ujarnya.

Pawai Obor dan Telong-Telong nantinya akan diikuti 11 kecamatan yang terdiri dari 104 kelurahan se-Kota Padang. Target yang dipatok yaitu 5.000 ribu wisatawan nusantara dan mancanegara.

Bagi yang penasaran ingin menyaksikan langsung, silakan langkahkan kaki ke Padang. Pawai akan dimulai dari depan Danau Cimpago, Purus, Padang hingga berakhir hingga Sudirman. Agendanya dimulai selepas Maghrib diiringi dengan Gandang Tassa dan kembang api. Kegiatan akan berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.

Festival ini akan diyakini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). "Sekarang ada penguatan materi acara yang lebih optimal. Kemasannya dibuat lebih menarik dan tertata serta mempunyai nilai jual," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, langsung mengangkat dua jempol atas kreativitas tadi. Obor dan Telong-Telong diyakini bakal membuat langit Kota Padang bertaburan cahaya yang bersanding dengan kerlap-kerlip bintang. “Ini akan sangat memorable buat Anda yang datang ke festival ini. Jangan lupa, nilai adat dan tradisi menjadi kebanggaan bangsa. Semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan,” kata Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement