Jumat 28 Jul 2017 09:38 WIB

Intip Keseruan Festival Pesona Tulamben di Bali

Sejumlah umat Hindu membawa sesajen di halaman Pura saat menggelar persembahyangan bersama dalam upacara tahunan di Pura Besakih, Karangasem. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/
Sejumlah umat Hindu membawa sesajen di halaman Pura saat menggelar persembahyangan bersama dalam upacara tahunan di Pura Besakih, Karangasem. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TULAMBEN -- Provinsi Bali menjadi tempatnya sejuta festival yang seru dan menarik. Salah satu yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan adalah Festival Pesona Tulamben 2017.

Festival yang digelar pada 27 dan 28 Juli ini membidik 18.640 wisatawan mancanegara dan 200 wisatawan nusantara. Festival diadakan di Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.

 

"Acara ini bisa menjadi sajian hiburan, sekaligus juga sebagai upaya menjalin kerja sama yang erat dengan berbagai pihak guna pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Pantai Tulamben," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Esthy Reko Astuti, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/7).

Dukungan pun langsung diberikan oleh Kemenpar. Dari mulai pembuatan media promosi, sewa perahu, penyediaan camilan, makanan peserta, pembuatan panggung rigging, hingga sewa perahu. Kemenpar juga akan menghadirkan penyanyi, menyediakan sistem suara, genset, kaos, dan dan topi untuk undangan VVIP, para peserta, dan panitia.

 

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem, I Wayan Astika, mengatakan bahwa Festival Pesona Tulamben 2017 diisi dengan berbagai kegiatan lomba seperti Jukung Race, Fishing Tournament, pameran kerajinan dan industri rumah tangga, parade seni dan seni budaya.

 

"Dua agenda utama yaitu Jukung Race dan Fishing Tournament. Jukung Race akan diikuti oleh 50 jukung (perahu) nelayan dan lomba mancing ikan lemadang akan diikuti 60 peserta," kata Wayan.

 

Dia mengatakan Jukung Race adalah lomba memacu jukung dengan mengandalkan kekuatan angin dan mempertontonkan kelihaian nelayan dalam mengandalkan jukung. Sementara Fishing Competition akan menunjukkan kelihaian dan keterampilan nelayan dalam memancing ikan laut secara manual. Di Tulamben, yang paling terkenal adalah ikan Lemadang atau mahi mahi atau sebagian warga Bali menyebutnya Ikan Tumpek.

Festival juga akan menampilkan stan kerajinan dan industri rumah tangga. Di sana juga akan ada stan kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Bali seperti sate gurita, nasi beguling, belayag, tipat cantok, dan Jaje Bali.

 

"Festival ini sekaligus untuk memperkenalkan potensi Kecamatan Kubu sebagai wilayah berkembang di Kabupaten Karangasem yang kaya dengan berbagai alam dan kerajinan," ujarnya.

 

Para wisawatan juga bisa menikmati alam wisata Tulamben yang mempesona. Pantai Tulamben tidak memiliki pasir putih maupun hitam yang biasanya menjadi ciri khas pantai di Bali. Di sepanjang bibir pantai, pesisir berkoral, lengkap dengan air lautnya yang tenang, jernih dan bergradasi hijau kebiruan. Yang paling menarik dari tempat ini adalah adanya bangkai kapal kargo milik Amerika Serikat, USAT Liberty, yang ada di dasar pantai Tulamben, yakni di kedalaman 100 kaki atau 30 meter dari permukaan laut.

Reruntuhan kapal sepanjang 50 meter yang karam pada 1942 tersebut kini sudah menjadi rumah bagi ratusan spesies ikan aneka warna dan terumbu karang cantik yang masih terjaga kelestariannya. Kemudian ada Coral Garden. Spot ini merupakan kawasan terumbu karang sehingga turis yang menyelam ke sini akan dimanjakan dengan karang dan ikan warna-warni.

 

Belum lagi Karangasem  yang mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Bali. Di sana juga terdapat Pura Besakih. "Kami optimistis ini akan menjadi kekuatan yang dahsyat. Kami tidak hanya menawarkan wisata spritual. Turis datang dan tinggal di perkampungan, berbaur dengan masyarakat, belanja ke pasar, tidur di rumah gubuk, dan lainnya," ujar Wayan.

 

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan Bali mempunyai kekuatan.  Wisata budaya dan alam membuat banyak wisman nyaman berlama-lama di Bali. "Itulah kekuatan Bali, cultural value-nya seimbang dengan commercial value-nya, maka pariwisata hidup dan sustainable," kata Arief

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement