Rabu 19 Jul 2017 16:16 WIB

Edgar Nohales Nieto Juarai Balap Sepeda Tour de Flores

Sejumlah pembalap melintas di tepi Pantai Ende pada Etape 3 Balap Sepeda Tour de Flores (TDF) 2017 di Ende, NTT, Minggu (16/7).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah pembalap melintas di tepi Pantai Ende pada Etape 3 Balap Sepeda Tour de Flores (TDF) 2017 di Ende, NTT, Minggu (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BORONG -- Pebalap sepeda asal Spanyol, Edgar Nohales Nieto dari 7 Eleven Cycling Team (Filipina), menjadi juara etape keempat Tour de Flores (TdF). Edgar finis dengan catatan waktu 4 jam 47 menit 29 detik.

Jalan berliku-liku di lereng Gunung Poco Ndeki menjadi tantangan tersendiri bagi para pebalap. Berpacu di udara yang sejuk dan panorama gunung yang indah, menjadi kenangan tersendiri bagi para pebalap. Gunung tersebut memiliki beragam objek wisata yang menarik, selain air terjun dan gua, juga terdapat puluhan kampung adat yang terjaga tradisinya.
 
Sepanjang rute yang dilewati pebalap, masyarakat bercampur wisatawan antusias bersorak sepanjang sisi jalan, kegiatan ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat dan wisatawan. Juara Umum TdF 2016, Daniel Whitehouse, berhasil menyampai garis akhir di posisi kedua. Pembalap berkebangsaan Inggris dari CCN Cycling Team (Laos) tersebut, kurang dari sedetik di belakang Nieto.
 
Peringkat tiga diraih rekan setim Whitehouse, Samuel Volkers asal Australia dengan selisih +00.53 dari Nieto. “Saya sangat senang sekali,” kata Nieto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (18/7).
 
Etape ini merupakan rute terpanjang di tur kali ini. Kejuaraan dimulai pukul 09.00 WITA, Senin (17/7), di Jalan Soekarno Hatta. Garis finis berlokasi di Jalan Borong Gemur, depan sekolah Ranaloba, Borong. “Mungkin kalian kira saya hanya berjuang di satu kilometer terakhir, tapi bagi saya, saya berjuang sepanjang 170 kilometer,” kata Nieto.
 
Sebanyak 67 pembalap menjalani etape keempat, berkurang empat dari 71 pembalap etape sebelumnya. Sejak awal lomba, Nieto dan Whitehouse berusaha memisahkan diri dari peleton. Mereka didampingi pembalap asal Korea Selatan (Korsel) Hyosuk Gong dari Terengganu Cycling Team (Malaysia). Dalam 50 kilometer pertama, Nieto sempat memimpin empat pembalap yang melaju di depan. Selisih waktu mereka dengan peleton melebar sampai 11 menit.
 
Setelah turunan sepanjang 34 kilometer dengan 311 kelokan tajam antara Bajawa dan Aimere, kelompok pengejar mulai memisahkan diri dari peloton untuk mempersempit jarak ke para pembalap di depan. Namun mereka tidak mampu menembus dominasi Nieto dan Whitehouse yang terus bersaing sampai garis finis.
 
Manajer tim 7 Eleven, Ricardo Rodriguez, mengatakan etape keempat memang cukup menantang. “Ini etape yang panjang dan susah. Medannya berbahaya,” kata Rodriguez.
 
Meski begitu, sejak awal balapan, ia optimistis timnya meraih hasil terbaik. “Dari awal kami sudah yakin, seharusnya menangnya kemarin,” ujarnya.
 
Pembalap New Zealand, Nick Miller, tertinggal cukup jauh dalam lomba hari ini. Alhasil, dia harus rela menyerahkan jaket kuning yang dipakainya sejak etape kedua kepada pemimpin klasemen sementara,Thomas Lebas (Prancis) dari Kinan Cycling Team (Jepang).
 
Para pembalap masih mengikuti etape kelima Borong-Ruteng yang berjarak 55,5 kilometer, rute terpendek di TdF 2017, dengan rute seremonial 9,4 kilometer pada Selasa (18/7).
 
Bupati Manggarai Timur, Yoseph Tote, sangat antusias menyambut para pembalap tiba di Kota Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Dia berharap Tour de Flores ini bisa mengangkat potensi pariwisata Manggarai Timur ke dunia. "Manggarai Timur kaya akan destinasi wisata potensial, saya berharap dengan even TdF ini bisa mempromosikan Manggarai Timur lebih luas," ujarnya.
 
Para pebalap, kata Yoseph, merupakan 'tenaga pemasaran' bagi Pemkab Manggarai Timur. Setiba di negaranya, mereka akan bercerita tentang Manggarai Timur. "Itu harapan kami, tentunya kami berusaha semaksimal mungkin menjadi tuan rumah yang baik," ujarnya.
 
Selain disajikan ragam kuliner dan budaya tarian khas Manggarai Timur, pemkab setempat juga menggelar pameran usaha kecil dan menengah (UKM) yang menjadikan hasil produk kreatif masyarakat di sepanjang pantai Cepi Watu yang terkenal dengan pasir putihnya.
 
Beberapa obyek wisata di Manggarai Timur memiliki daya tarik sendiri, misalnya bunga teratai raksasa, terbesar kedua di dunia yg tumbuh subur di Danau Rana Tonjong. Di sana juga terdapat pantai-pantai eksotik, puluhan desa adat yang tradisinya masih terjaga, air terjun, dan gua. "Semua tersaji lengkap di Manggarai Timur," kata Yoseph.
 
Kunjungan wisatawan mancanegara pada 2016 sekitar 3.000 orang. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi panitia TdF 2017 yang cermat menentukan rute balapan. Menurut dia, pemilihan rute harus memiliki nilai lebih tidak hanya sekadar untuk balapan, termasuk pariwisatanya juga harus terekspos.
 
"Karena dalam sport tourism itu yang paling tinggi adalah medi value-nya. Jadi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mempromosikan destinasi wisatanya juga," kata dia.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement