REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Label Sumatra Barat (Sumbar) sebagai destinasi wisata ramah keluarga semakin terasa. Ratusan ulama dan dai yang berasal dari Afrika, Eropa, maupun Asia Tenggara sudah hadir di Padang untuk mengikuti pertemuan dai dan ulama, Multaqa-Musabaqah Dai Internasional, yang berlangsung di Hotel Grand Inna Padang, sejak 17 hingga 20 Juli.
Pembukaan Multaqa Dai digelar di Masjid Raya Sumatra Barat pada Senin (17/7). "Alhamdullilah, kita kedatangan ratusan tamu dalam acara Multaqa Dai, kegiatan keagamaan ini akan memperkokoh persatuan berbangsa dan beragama dan mengokohkan persaudaraan antar dai dan ulama di dunia," ujar Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/7).
Dia menyebut Pemerintah Kota Padang sudah menyiapkan banyak rangkaian kegiatan. Warga pun diharapkan dapat ikut terlibat dan menyukseskan kegiatan ini. "Kami siap menerima gaya hidup halal wisatawan mancanegara," kata dia.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Sumatra Barat, Raseno Arya mengatakan sebanyak 506 ulama dan dai hadir pada pembukaan kegiatan berlevel internasional ini. Seluruh ulama dan dai itu telah tiba pada Ahad (16/7) dan sebagian besar menginap di Hotel Grand Inna Padang.
Ulama-ulama ternama asal Tanah Air juga hadir. Sebut saja, UstadzMuhammad Hatta Lc asal Aceh, Ustaz Muhammad Jumadi Lc asal Lampung, Ustaz Ahmad Alim asal Jawa Barat, Ustaz Mujahid Ahlisa asal Sulawesi Barat, Ustaz Muhammad Ayub asal Papua, Ustaz Muhammad Mahmud asal Flores, Ustaz Mustafid Anna asal Bali, Ustaz Ambo Tang asal Sorong, Ustaz Yusuf Harun asal Jakarta, dan lainnya.
Sebanyak sepuluh negara se-Asia Tenggara juga ikut mengirimkan ulama maupun dai yaitu Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Timor Leste, Malaysia, dan Laos. "Ini akan menjadi endorser untuk kegiatan-kegiatan kami di Padang berikutnya," kata Raseno.
Total tamu dari Saudi Arabia, Eropa dan Afrika hadir sebanyak 60 orang. "Alhamdulillah mereka terpukau dengan keindahan, alam dan kuliner kita terutama Rendang,” kata Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Sumatra Barat, Hendry Noviardi Hendry.
Tuan rumah Kota Padang juga mengutus 179 dai dan ulama. Begitu juga utusan dai dan ulama se-Sumatra Barat luar Kota Padang sebanyak 139 orang. Termasuk dai dan ulama tambahan dari Indonesia sebanyak 24 orang.
Rangkaian kegiatan untuk mendukung kegiatan berkelas internasional ini telah dimulai sejak 1 Juli 2017. Sebanyak 300 peserta mengikuti lomba yang dilangsungkan selama tiga hari penuh. Ada dua cabang perlombaan yakni tahfiz dan lomba hafalan hadis.
Selain pertemuan dai dan ulama, ada juga dukungan untuk Festival Marandang memlalui festival lomba memasak rendang. Festival memasak rendang ini melibatkan 104 peserta dari 104 kelurahan di Kota Padang dan berlangsung di Museum Aditiyawarman, Kota Padang, pada 16 sampai 17 Juli 2017.
Berkonsep halal dan higienis , Festival Marandang ini selain diperuntukan bagi para dai dan ulama, juga bermanfaat bagi masyarakat setempat. Semua proses masak harus dilakukan di lokasi agar para peserta seminar dan masyarakat ikut melihat dan berpartisipasi dalam proses memasak rendang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian pembuktian bahwa Indonesia adalah negara yang aman dan bisa dikunjungi oleh siapapun. Selain itu, branding wisata halalnya juga sudah dikenal seluruh dunia sehingga pertemuan besar para ulama dan dai memilih digelar di Padang.
"Ini menjadi kesempatan kita untuk menunjukkan kekayaan wisata dan kebudayaan islami Indonesia ke dunia. Selamat bersilaturahim para dai atau ulama seluruh Asia Tenggara, Afrika dan Eropa. Nikmati keramahtamahan kota Padang," kata Arief.
sumber : Kemenpar
Advertisement